Warga terdampak erupsi Gunung Semeru yang berada di pengungsian membutuhkan selimut dan alas atau tikar untuk tidur.
Selasa, 6 Desember 2022 - 15:41 WIB Penulis: Newswire Editor: Imam Yuda Saputra | Solopos.com
SOLOPOS.COM - Anggota TNI melihat jalur aliran lahar dan Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (5/12/2022). Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai potensi perluasan awan panas guguran akibat meningkatnya aktivitas vulkanis Gunung Semeru yang kini berstatus Level IV (Awas). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/tom.
Solopos.com, LUMAJANG – Pengungsi Gunung Semeru Posko Pengungsian Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim), membutuhkan selimut dan tikar untuk dipakai tidur.
Selama ini banyak bantuan yang dikirimkan kepada para pengungsi berbentuk makanan dan popok bayi. Sementara, kebutuhan lainnya masih sangat minim seperti alas tempat tidur maupun selimut.
“Kami saat ini butuh selimut dan tikar untuk tidur. Kalau makanan sepertinya cukup,” ujar pengungsi asal Dusun Kajar Kuning, Sumberwuluh, Mahmudah.
Untuk kebutuhan lain, seperti pakaian, kata dia, masih bisa diambil dari rumah karena rumahnya tidak terkena awan panas guguran (APG).”Rumah kami Alhamdulillah tidak apa-apa. Tapi menjadi zona merah,” katanya.
Dia pun berharap semua pihak terkait memberikan bantuan yang lebih dibutuhkan oleh para pengungsi.
Baca juga: Mengenal Gunung Slamet, Gunung Paling Tinggi Kedua di Pulau Jawa
Diberitakan sebelumnya, Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran dengan jangkauan sejauh tujuh kilometer pada Minggu (4/12/2022), pukul 02.46 WIB. Pada pukul 12.00 WIB, PVMBG mengambil langkah mitigasi dengan menaikkan status Gunung Semeru dari sebelumnya Level III atau Siaga menjadi Level II atau Awas.
Keputusan itu diambil agar warga yang bermukim di kawasan rawan bencana Gunung Semeru mengosongkan daerah mereka dan mengevakuasi diri menuju pengungsian yang telah disediakan di daerah yang aman dari jangkauan erupsi. Dengan demikian, tidak menimbulkan korban jiwa bila sewaktu-waktu gunung api tersebut meletus.