SOLOPOS.COM - Seorang tenaga medis Dinkes Sragen memeriksa tensi warga yang hendak ikut vaksin di arena CFD Sragen, Minggu (20/11/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Banyak warga yang menolak ikut vaksin booster lantaran mereka mengira Covid-19 di Sragen sudah selesai. Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi Migrant Care bersama organisasi masyarakat sipil dalam mengedukasi dan sosialisasi masyarakat tentang pentingnya vaksin booster atau vaksin dosis ketiga.

Project Officer Migrant Care Solo, Atik Mulyati, saat berbincang dengan Solopos.com di sentra pelayanan vaksinasi di arena Car Free Day (CFD) Sragen, Minggu (20/11/2022), mengungkapkan capaian vaksinasi booster di Sragen masih rendah sehinga Migrant Care sejak September 2022 lalu membantu Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen untuk menyadarkan masyarakat agar ikut vaksin booster.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dia mengatakan dalam sosialisasi dan edukasi masyarakat itu Migrant Care menggandeng organisasi masyarakat sipil, seperti penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB) Sumberlawang.

“Kami membantu pemerintah untuk percepatan vaksinasi, khususnya booster, karena capaiannya masih rendah. Kami menargetkan bisa menyuntikan 28.000 dosis vaksin. Selama September-November ini baru bisa menyuntikkan 1.300 dosis,” ujar dua.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Capaian Vaksinasi Booster Baru 25%, Ini Strategi Pemkab Sragen

Untuk mencapai target itu, ujar dia, Migrant Care berusaha menyisir, mendata, mengajak, dan mengedukasi masyarakat untuk ikut vaksin. Dia mengungkapkan dalam sosialisasi dan mengedukasi masyarakat tantangan berat karena masyarakat merasa Covid-19 sudah selesai.

“Ada banyak penolakan ikut vaksin dari masyarakat. Kami terus sosialisasi door to door dengan sasaran kelompok rentan,” katanya.

Atik menyampaikan ada 11 kriteria kelompok rentan yang sudah dipetakan, di antaranya kelompok orang lanjut usia (lansia), keluarga prasejahtera, kelompok disabilitas, buruh migran, orang dengan gangguan jiwa, kelompok minoritas, orang dengan HIV/AIDS, dan seterusnya, termasuk ibu kepala rumah tangga atau single parent.

“Untuk pelayanan vaksinasi, kami membuka di CFD ini dan kecamatan-kecamatan. Kami sudah vaksinasi di Kecamatan Sumberlawang, Miri, Gondang, Sidoharjo, dan seterusnya. Saat di Sumberlawang itu, kami berhasil menyuntik 110 orang. Kuncinya sebenarnya terletak pada kesadaran masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga: Kasus Kematian Pasien Covid-19 Di Sragen Bertambah 2 Orang

Seorang warga Pandak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Combiyanto, mengatakan jauh-jauh datang ke CFD untuk ikut vaksin booster. Dia bekerja di kapal sehingga sering merantau dan vaksin booster itu dibutuhkan karena menjadi persyaratan dari perusahaan.

“Saya sudah vaksin kedua dan sekarang mencari vaksin ketiga. Perusahaan mengharuskan untuk ikut vaksin ketiga ini,” jelasnya.

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Sragen Sri Subekti mengatakan cakupan vaksinasi dosis ketiga baru mencapai 28,14% atau 193.161 orang.

Cakupan vaksinasi booster tersebut naik dari cakupan sebelumnya hanya 27,88%. Cakupan vaksin dosis pertama, sebut dia, sebanyak 719.279 orang atau 83,47%, vaksinasi dosis kedua sebanyak 678.000 orang atau 78,69%, dan vaksinasi dosis empat untuk tenaga kesehatan sebanyak 3.621 orang atau 72,92%.

“Total vaksin yang disuntikkan sebanyak 1.594.161 dosis atau 66,15%,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya