SOLOPOS.COM - Petugas Dishub dan Satlantas Polresta Solo melihat kondisi jalan disekitar Jembatan Mojo, Solo, Kamis (8/9/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Dinas Perhubungan (Dishub) Solo menyiapkan solusi yang paling efektif guna mengurangi potensi kemacetan lalu lintas akibat banyaknya pengerjaan proyek infrastruktur di Solo.

Seperti diketahui, penutupan dua jembatan di Sungai Bengawan Solo sudah semakin dekat. Jembatan Jurug B di Kecamatan Jebres akan ditutup mulai 18 September-Agustus 2023.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sepekan kemudian, giliran Jembatan Mojo di Pasar Kliwon yang ditutup mulai 26 September-30 November. Penutupan dua jembatan di Bengawan Solo itu beririsan mulai akhir September-akhir November.

Dua proyek infrastruktur itu dipastikan menimbulkan kepadatan lalu lintas di sebagian wilayah Solo, terutama Jebres dan Pasar Kliwon selama dua bulan. Beberapa waktu lalu, Dinas Perhubungan (Dishub) Solo melempar wacana jam masuk kerja ASN Pemkot diundur sebagai solusi kemacetan.

Opsi lainnya, jam masuk sekolah juga diubah guna meminimalkan kemacetan parah pada pagi hari. Kepala Dishub Solo, Taufiq Muhammad, mengatakan kebijakan untuk memundurkan jam masuk ASN dan jam sekolah merupakan wewenang pimpinan.

Baca Juga: Jembatan Jurug B Segera Ditutup, Kontraktor Matangkan MRLL dengan Dishub Solo

“Tentunya, dengan beragam pertimbangan yang dikaji secara matang. Hal ini juga dibahas, namun yang paling penting adalah memberikan solusi atas kemacetan lalu lintas kepada masyarakat,” katanya kepada Solopos.com, Rabu (14/9/2022).

Solusi paling efektif untuk mengatasi kemacetan, menurut Taufiq, adalah dengan mengoptimalkan transportasi publik seperti bus Batik Solo Trans (BST). Opsi pengoptimalan transportasi publik diyakini mampu mengurangi kemacetan lalu lintas akibat banyaknya proyek infrastruktur di Solo.

Mengganti Pilihan Kendaraan

Terlebih, jumlah bus BST yang beroperasi cukup banyak. Masyarakat tak perlu mengantre lama untuk berangkat ke kantor atau sekolah pada pagi hari. Begitu pun pulang ke rumah saat sore hari atau petang hari.

Baca Juga: Drainase hingga Jembatan, Ini Sederet Proyek Fisik yang Bikin Solo Rawan Macet

Taufiq juga menyarankan agar masyarakat mengubah perilaku dalam memilih kendaraan bermotor di tengah kepadatan arus lalu lintas. Kalau perlu menggunakan sepeda motor saja.

“Jangan pakai mobil atau kendaraan berukuran besar. Berangkat ke kantor atau sekolah lebih awal sehingga tak terjebak kemacetan,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Dian Rineta, menyampaikan butuh masukan dan saran dari para stakeholder, termasuk komite sekolah atau orang tua siswa terkait wacana mengubah jam masuk sekolah.

Baca Juga: 2 Jembatan Ditutup, DPRD Solo: Jam Masuk Sekolah dan ASN Tak Perlu Diubah

Hal itu harus dibahas secara mendalam untuk mencari solusi paling tepat agar siswa tak terjebak macet saat berangkat sekolah. Dian bakal berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lain guna membahas dampak penutupan dua jembatan bagi guru dan siswa.

“Bisa juga dengan berangkat lebih awal atau lebih pagi. Kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencari solusi paling cocok,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya