SOLOPOS.COM - Pekerja di Kios Penjual Minyak Goreng Curah Bu Sakiman di Pasar Kota Wonogiri sedang mengemas minyak goreng curah ke dalam plastik ukuran satu kilogram. Harga migor curah naik menjadi Rp16.000/kg pascapencabutan subsidi migor curah, Kamis (2/6/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Jumlah pengecer minyak goreng (migor) curah di Wonogiri diyakini semakin banyak. Hal itu mengakibatkan harga migor curah selalu stabil tinggi di pasaran.

Rencana pemerintah pusat menghapus migor curah dianggap bakal menimbulkan kegaduhan di tingkat daerah. Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Wonogiri belum memiliki strategi jitu menyikapi rencana penghapusan migor curah tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas KUKM Perindag Wonogiri, Sunardi, sistem jual beli migor curah berhubungan langsung antarpedagang. Hal ini berbeda dengan barang lainnya, seperti penjualan bahan bakar minyak (BBM) yang terpusat di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), gas elpiji di pangkalan, dan pupuk di kios pupuk lengkap (KPL).

“Itu yang mengakibatkan rantai pengecer semakin banyak. Otomatis harganya semakin naik dari pedagang pertama ke pedagang kedua dan seterusnya,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Jumat (17/6/2022).

Hingga kini, Dinas KUKM Perindag Wonogiri tak pernah mendata pedagang migor curah. Harga migor curah di pasar tradisional Wonogiri masih stabil. Harga migor curah senilai Rp14.000/liter atau Rp15.500/kg.

Baca Juga: Gaptek Bikin Pengecer Wonogiri Tak Peroleh Migor Curah dari Distributor

“Terkait pendataan, kami kesulitan karena setiap pedagang tidak selalu mempunyai stok migor curah. Biasanya kan migor curah itu dijual pedagang kelontong, ada barang-barang dagangan lain,” kata Sunardi.

Pantauan Solopos.com, terdapat lima penjual migor curah bersamaan dengan barang-barang lain di Pasar Kota Wonogiri, Jumat lalu. Di antaranya, seperti di lapak milik Marmi. Ia menjual migor curah sekaligus telur, sayur-mayur, beras, minuman, dan makanan ringan.

“Kadang-kadang kalau habis ya enggak jualan lagi,” kata Marmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya