SOLOPOS.COM - Patung Arjuna Wijaya berdiri megah di Simpang Lima, Boyolali, Senin (11/1/2016). (JIBI/Solopos).

Patung kuda banyak ditemui di Boyolali, kenapa?

Solopos.com, BOYOLALI – Sejumlah kalangan mempertanyakan banyaknya patung kuda di beberapa lokasi di Boyolali. Warga menilai, patung kuda agak sulit ditemukan akar sejarahnya dengan ikon Boyolali yang selama ini identik dengan sapi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu pegiat budaya asal Klego, Ki Djoko Sutedjo, mengatakan patung kuda yang dibangun baru-baru ini di sejumlah lokasi menurutnya kurang tepat.

Pertama, kata dia, Boyolali tak memiliki historis sama sekali dengan kuda. Bahkan, imbuhnya, sejarah adanya peternak kuda atau penunggang kuda di Boyolali juga tak ada. “Kalau di daerah Nusa Tenggara banyak sekali kuda. Tapi kalau di Boyolali, rasanya sangat sulit menemukan kuda,” ungkapnya saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (2/12/2016).

Alasan kedua, kata Ki Djoko, selama ini Boyolali sudah memiliki ikon yang kuat, yakni sapi. Ikon sapi, kata dia, sangat tepat karena menggambarkan potensi sapi yang ada di Boyolali memang luar biasa. “Kalau orang bertanya tentang sapi, Boyolali bisa dibanggakan. Tapi kalau kuda, apa punya kuda kita?” tanyanya.

Pelukis spesial wayang ini melanjutkan, ikon sapi yang sudah melekat di Boyolali saat ini mestinya dipertahankan, bahkan dikembangkan. Jika kemudian, banyak ikon kuda, dikhawatirkan sejarang tentang potensi lokal sapi di Boyolali terputus. Sehingga, generasi penerus tak lagi mengetahui sejarah sapi tersebut.

“Namun karena ini sudah bacut dibikin patung kuda, usul saya mestinya di sekitar patung kuda dibangun open space atau ruang publik yang bisa dimanfaatkan,” paparnya.

Sejumlah kalangan di grup Facebook juga tak sedikit yang mempertanyakan banyaknya patung kuda yang dibangun di sejumlah lokasi. Sejumlah lokasi itu antara lain di pertigaan Tampir, Musuk, di Kecamatan Klego, Selo, dan Juwangi. Patung kuda itu dicat warna putih dan didirikan di tepi jalan.

Bupati Boyolali, Seno Samodro, dalam kesempatan terpisah mengatakan bahwa patung kuda di sejumlah lokasi adalah sisa cetakan patung kuda Arjuna Wijaya yang dibangun di Simpang Lima Boyolali. Sisa-sisa cetakan itu, kata dia, sengaja dimanfaatkan ketimbang dibuang.

“Jadi, itu enggak ada maksud apa-apa, selain dibuang sayang. Adanya ya cuman itu, jadi dimanfaatkan saja,” kata Seno.

Seno juga mengaku tak akan membikin patung kuda lagi yang serupa, sebab memang sudah habis sisa cetakannya. Pemasangan patung kuda itu diupayakan tetap memperhatikan nilai estetika agar tetap enak dipandang. “Nanti, juga akan dibikin sebanyak mungkin taman di setiap kecamatan. Agar Boyolali ini nyaman ditinggali every body,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya