SOLOPOS.COM - Ilustrasi (freepik.com)

Solopos.com, SOLO -- Perumda Air Minum Toya Wening atau PDAM Solo mendulang rupiah dengan jumlah yang meningkat tajam selama masa pandemi Covid-19, terutama pada Juni 2020.

Kebijakan pemerintah menerapkan work from home (WFH) dan menurunnya aktivitas di luar rumah membuat pemakaian air meningkat. Otomatis tagihan kepada pelanggan juga bertambah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Toya Wening atau PDAM Solo, Agustan, mengatakan pada bulan biasa rata-rata pembayaran air dari pelanggan totalnya di angka Rp5,5 miliar. Tapi pada Juni, pembayaran yang diterima PDAM mencapai Rp6,7 miliar.

Bawa 2 Paket Serbuk Misterius, Rolex Ditangkap Polisi di SPBU Sudimoro Boyolali

“Penggunaan air kalau dilihat kondisi bulan Juni ada peningkatan. Jadi kalau dulu hanya Rp5,5 miliar per bulan, kemarin naik menjadi Rp6,7 miliar. Kalau dianalisis tentu ini karena banyak orang berdiam diri di rumah,” ujar dia, Selasa (7/7/2020).

Sedangkan pada Maret-Mei 2020, menurut Agustan, PDAM Solo tak mendulang rupiah terlalu banyak peningkatannya. Hal itu karena pada tiga bulan tersebut, PDAM memberlakukan kebijakan tidak melakukan kunjungan atau pengecekan langsung meteran air karena pandemi.

Ketahuan Curang, 1 Peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer SBMPTN UNS Solo Didiskualifikasi

Akibatnya, penagihan pembayaran air PDAM kepada pelanggan mengacu rata-rata pemakaian air selama tiga bulan sebelumnya. “Kami tidak melakukan pembacaan pemakaian air di bulan-bulan itu karena kondisi pandemi,” kata dia.

Tak Lakukan Pembacaan Meteran Air

Kebijakan tak melakukan pembacaan pemakaian air pada bulan-bulan itu merupakan bagian upaya memutus mata rantai persebaran Covid-19. Apalagi sejumlah daerah di Kota Bengawan ketika itu masuk kategori merah untuk persebaran Covid-19.

Pencatutan Identitas Untuk Dukungan Paslon, Bawaslu Solo Hanya Bisa Memproses Jika Ada Aduan

Selama ini, PDAM Solo mendulang rupiah dari tagihan pemakaian air kepada sekitar 58.285 pelanggan. Wilayah dengan jumlah pelanggan paling banyak yakni Banjarsari dan Jebres. Dua wilayah itu paling padat penduduknya.

Sementara ketika disinggung potensi pendapatan pada Juli 2020, Agustan mengaku belum bisa menghitung. Namun diperkirakan pendapatan bulan ini akan kembali normal seiring banyaknya warga yang sudah kembali beraktivitas normal di era kenormalan baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya