Solopos.com, JAKARTA — Banyak negara tidak lagi menganggarkan dana besar-besaran untuk subsidi bahan bakar yang bersumber dari fosil. Alasannya, subsidi dianggap telah mendistorsi pasar, memberikan harga yang salah kepada pengguna akhir, memperlebar defisit fiskal di negara berkembang hingga mencegah adopsi energi baru terbarukan untuk menekan emisi karbon.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang diberikan hingga saat ini sudah terlalu besar yaitu menembus Rp502 triliun. Dia mengatakan subsidi BBM membengkak dari Rp170 triliun menjadi Rp502 triliun.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.