SOLOPOS.COM - Inventor asal Plupuh, Sragen, yang juga petani milenial, Perri Setiawan (berdiri), presentasi tentang penggunaan pupuk organik memakai biang Nitrobacter temuannya saat kegiatan hilirisasi riset 2022 di Oproom Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Kamis (24/11/2022).. (Istimewa/Bappeda Litbang Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Petani Asal Plupuh, Sragen, Perri Setiawan, berhasil membuat biang pupuk cair organik (POC) yang ia beri nama Nitrobacter. Kreasinya berhasil membawa Perri menyabet penghargaan juara III Lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) Sragen 2022.

Kini yang lebih membanggakan, karyanya diadopsi Pemkab Sragen untuk disebarkan kepada 30 petani lain dari berbagai wilayah di Bumi Sukowati. Mereka diajarkan membuat Nitrobacter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nitrobacter temuan Perri ini menjadi pupuk alternatif yang bisa digunakan petani supaya tidak lagi bergantung pada penggunaan pupuk kimia untuk kebutuhan pertanian mereka. Penggunaan produk kimia yang berlebihan justru berakibat pada kerusakan lahan yang luar biasa. Di sisi lain, harga pupuk kimia pun semakin mahal dan sementara jumlah subsidi dari pemerintah kian berkurang.

Perri sudah menerapkan produk hasil risetnya di 15 kecamatan. Ia pernah juga membuat demplot di Kecamatan Plupuh, Miri, dan Karangmalang pada lahan tanaman padi seluas tiga hektare. Hasilnya, penggunaan Nitrobacter bisa memangkas biaya produksi petani secara signifikan.

Baca Juga: Produktivitas Padi Turun, Petani Sragen Belum Temukan Solusi Mengatasinya

Analis Penelitian Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Sragen, Yuliyanto Teguh Haryono, menyampaikan ada sejumlah keunggulan yang dimiliki Nitrobacter. Keunggulan tersebut yang menjadi pertimbangan Bappeda Litbang untuk melakukan hilirasi produk tersebut.

Dia mengatakan dengan hilirasi produk organik itu diharapkan para petani bisa membudayakan kembali pola tanam menggunakan pupuk organik. Harapannya petani tidak lagi bergantung pada pupuk kimia yang semakin mahal.

“Hilirisasi dilakukan pada Kamis [24/11/2022] lalu dengan mendatangkan 30 petani dari berbagai daerah. Seperti dari Kedawung, Miri, Jenar, Sambirejo, Sumberlawang, Kalijambe, Gemolong, Gondang, Sukodono, Mondokan, Masaran, Sragen Kota, Sidoharjo, Tanon, Tangen, Gesi, Plupuh, Sambungmacan, dan Karangmalang,” ujarnya.

Baca Juga: Memotret Pertanian di Desa Sukorejo, Sentra Padi Organik di Sragen

Yuli, sapaan akrabnya, mengatakan para petani bisa praktik langsung pembuatan Nitrobacter. POC itu diolah dari bahan-bahan alami yang mudah didapat di lingkungan masyarakat.

Dalam paparannya, Perri mengungkapkan penggunaan biang POC ini bisa meningkatkan produktivitas padi. Dia pernah uji coba pada lahan seluas 1.000 meter pada musim tanam pertama dan hasilnya bisa mencapai 6 ton per hektare.

Pada musim tanam kedua dan ketiga, kata dia, terus meningkat tetapi biayanya pemupukan cenderung menurun sampai di bawah Rp100.000.

Nitrobacter mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap, tetapi jumlahnya sedikit sehingga dapat memperbaiki struktur tanah menjadi gembur. Tanah yang diberi pupuk organik juga memiliki daya simpan air yang tinggi serta tanamannya lebih tahan serangan penyakit.

Baca Juga: Penggunaan Bioripah & Nutremag Sukses Naikkan Produktivitas Kedelai di Colomadu

Keuntungan pupuk organik lainnya, ujar Perri, bisa meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya