SOLOPOS.COM - Penampakan mulut Gua Mangkubumi di Dukuh Gebang Kota, Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Sragen, Jumat (25/9/2020). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Selain Gua Landak yang berlokasi di perbatasan Desa Girimargo dan Desa Sunggingan, Kecamatan Miri serta Gua Mangkubumi yang berlokasi di Desa Gebang, Kecamatan Masaran, di Sragen juga masih ada beberapa gua yang menarik untuk dikunjungi.

Beberapa waktu lalu, ekspedisi yang digelar komunitas Moro Gendeng, Tilik Ibu Pertiwi (TIP) dan Sedulur Jagat Sukowati (Sejati) di Sungai Cemoro di Dukuh Ngrukun, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, mengungkap fakta terkait keberadaan gua.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pusing, Pria Ini Nekat Bugil Motoran Keliling Kota & Serahkan Diri ke Polisi

Saat menyusuri Kali Cemoro, tim membuktikan desas desus yang menyebutkan adanya sebuah gua di tebing kali, tepatnya tak jauh dari makam K.H. Mustahal di Dukuh Ngrukun, Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen. Gua berdiameter sekitar empat meter itu berlokasi di hulu Kali Cemoro atau berjarak sekitar 2 km dari Museum Purbakala Sangiran.

Warga sekitar sudah mengetahui keberadaan gua itu. Mereka biasanya menyebutnya Gua Mbalong. Namun, tidak banyak yang membuktikan keberadaan gua itu. Belum adanya akses menuju lokasi membuat kebanyakan warga tidak tahu kalau di Kalijambe itu ada gua.

Longsoran Tebing Mengancam

Di Desa Sunggingan, Kecamatan Miri, masih ada satu gua yang berada tak jauh dari Gua Landak. Warga sekitar menyebutnya dengan Gua Gantung. Pada awalnya, mulut gua itu cukup lebar, namun longsornya tebing sungai membuat sebagian besar mulut gua tertutup material tanah.

"Karena tertimpa longsoran tanah, sekarang lubang gua tinggal kecil. Kalau mau dikemas jadi potensi wisata, kendalanya tidak ada jalur menuju lokasi. Sudah pasti butuh dana yang besar juga," jelas Kepala Desa Sunggingan, Suminto, kepada Solopos.com, Kamis (24/9/2020).

Nasib sama juga dialami Gua Gunung Tugel di Desa Gading, Kecamatan Tanon. Menurut penuturan sesepuh desa, Gua Gunung Tugel biasa menjadi tempat semedi orang saat bulan Asyura. Akan tetapi, longsornya Gunung Tugel yang terjadi beberapa tahun lalu membuat mulut gua tertutup rapat.

"Sekarang guanya sudah hilang karena tertutup longsoran tanah. Jadi, Gua Gunung Tugel itu sekarang tinggal cerita," papar Kepala Desa Gading, Puryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya