SOLOPOS.COM - Penyakit cacar monyet. (Istimewa/stvincenttimes.com)

Solopos.com, SOLO-Perkembangan kasus monkey pox banyak ditemukan pada kaum LGBT, benarkah cacar monyet merupakan penyakit kaum gay? Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Salah satu hal yang meresahkan para ahli penyakit dengan wabah ini adalah bahwa pasien tidak semua memiliki hubungan yang jelas satu sama lain dan semua bepergian ke negara-negara di mana penyakit ini endemik. Tetapi satu hal yang diperhatikan oleh para ahli kesehatan masyarakat adalah bahwa sebagian besar pasien yang terinfeksi adalah laki-laki.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cacar monyet banyak ditemukan pada kaum gay, benarkah ini merupakan penyakit kaum LGBT? Menanggapi hal tersebut, Prof, Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM selaku ketua satgas penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan jika penyakit tersebut bukan dari kaum LGBT atau gay.

“Bukan penyakit gay,” ujar Prof Zubairi seperti dikutip dari Twitter @ProfZubairi, Senin (23/5/2022).

Baca Juga: 58 Kematian Dilaporkan, Ketahui Bahaya Cacar Monyet

Melansir dari The Independent rupanya wabah cacar monyet memiliki dampak besar”pada layanan kesehatan seksual dan para dokter telah memperingatkan. Bahkan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) setidaknya ada 20 kasus monkeypox dikonfirmasi di Inggris, dari sekitar 100 kasus yang dikonfirmasi dan diduga di Eropa.

“Ini sudah membebani tenaga kerja dan akan berdampak besar jika staf harus mengisolasi jika mereka berhubungan dekat dengan seseorang yang terinfeksi monkeypox,” kata Dr Claire Dewsnap,konsultan kedokteran genitourinari dan presiden Asosiasi Inggris untuk Kesehatan Seksual dan HIV.

Mengutip laman Insider.com pada Senin (23/5/2022), epidemiolog Andrea McCollum, dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, telah dikirim untuk menyelidiki wabah cacar monyet selama bertahun-tahun, di setidaknya empat negara Afrika yang berbeda. Dia mengatakan tidak ada yang aneh baginya tentang bagaimana penyakit itu menyebar.

Baca Juga: Homoseksualitas, Kecu di Soloraya, Cacar Monyet, dan Kartel Narkoba

“Meskipun ada banyak pertanyaan saat ini seputar populasi tertentu yang menjadi perhatian, dan bagaimana ini dapat menyebar, saya pikir itu sepenuhnya konsisten dengan apa yang kita ketahui tentang virus,” katanya kepada Insider. “Kami tahu virus ini menyebar melalui kontak yang sangat dekat.”

Kontak itu bisa dengan air liur orang lain, darah, atau cacar itu sendiri — ruam yang didapat orang dengan cacar monyet sangat menular.

Pakar kesehatan masyarakat dan ahli virologi mengatakan bahwa fokus pada pria gay yang terkena cacar monyet sekarang adalah seperti pada beberapa pelaporan awal tentang HIV dan AIDS 40 tahun yang lalu.

“Cacar monyet bukanlah penyakit gay, dan juga bukan penyakit menular lainnya,” ahli virus dan dokter Dr. Boghuma Kabisen Titanji, peneliti kesehatan masyarakat Keletso Makofane, dan pakar kesehatan masyarakat lainnya yang bernama Dr. Neurofourier di jurnal PLOS, belum lama ini.

Baca Juga: Ini Beda Cacar Monyet dan Cacar Air

Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan dalam sebuah pernyataan bahwa siapa pun yang berinteraksi secara dekat dengan orang yang menular dapat berisiko terkena cacar monyet.

“Ini termasuk petugas kesehatan, anggota rumah tangga dan pasangan seksual. Menstigmatisasi sekelompok orang karena suatu penyakit tidak pernah dapat diterima. Ini dapat menjadi penghalang untuk mengakhiri wabah karena dapat mencegah orang mencari perawatan, dan menyebabkan penyebaran yang tidak terdeteksi,” demikian pernyataan WHO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya