SOLOPOS.COM - Ilustrasi kampanye (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com,WONOGIRI -- Dua pasangan calon atau paslon bupati dan wakil bupati Pilkada Wonogiri 2020 tetap menggelar akan kampanye tatap muka di tengah pandemi Covid-19.

Hal itu mengingat sejumlah daerah di Wonogiri termasuk area blankspot alias susah sinyal Internet. Dua paslon sama-sama berpendapat kampanye melalui media sosial atau dalam jaringan (daring) tidak akan maksimal.

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Dengan demikian, kampanye tatap muka di Wonogiri tetap digelar. Namun, dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.

Tak Hanya Bersepeda, Hobi Ini Juga Naik Daun Selama Pandemi di Karanganyar

Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 13 tahun 2020, yang juga berlaku di Wonogiri, metode kampanye pilkada serentak 2020 di tengah pandemi dengan pertemuan tatap muka dan dialog diperbolehkan. Namun, harus digelar secara terbatas.

Kampanye model pertemuan tatap muka harus dilaksanakan di ruang tertutup dan hanya boleh diikuti maksimal 50 orang. Ketentuan lainnya, yakni jarak duduk di dalam ruangan satu meter, wajib menggunakan masker, penyediaan sarana sanitasi yang memadai dan mematuhi protokol kesehatan selama acara berlangsung.

Meski diperbolehkan, dalam PKPU itu paslon dianjurkan dan diutamakan untuk melakukan kampanye melalui media sosial atau daring. Masa kampanye dimulai dari 26 September hingga 5 Desember.

Covid-19 Sukoharjo: 2 Klaster Keluarga Kartasura Sumbang 19 Kasus, 4 Di Antaranya Ibu Hamil

Maksimal 50 Orang

Calon Bupati Wonogiri dari pasangan Josss (Joko Sutopo-Setyo Sukarno), Joko Sutopo mengatakan kampanye akan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi pandemi Covid-19.

Potensi yang bisa dilakukan untuk kampanye pada masa pandemi akan dimaksimalkan. Termasuk menggelar kampanye pertemuan terbatas.

"Dalam pertemuan terbatas akan kami berlakukan penerapan protokol kesehatan secara ketat. Dalam ketentuan itu maksimal 50 orang. Maka akan kami maksimalkan struktur partai dan relawan yang kami miliki. Metode itu akan kami terapkan di wilayah blankspot," kata dia saat dihubungi Solopos.com, Selasa (29/9/2020).

42 Pemohon Ingin Adopsi Bayi Laki-Laki di Gorong-Gorong di Banyudono Boyolali

Dia menambahkan tim kampanye juga akan mengoptimalkan jaringan sosial yang sudah terbentuk sebelumnya. Mereka didorong untuk melakukan kampanye menggunakan media sosial yang sudah.

"Model kampanye melalui media sosial disesuaikan dengan properti dan fasilitas yang kami miliki. Secara spesifik kami mempunyai cara sendiri," kata pria yang akrab disapa Jekek itu.

Metode kampanye dengan pertemuan terbatas di wilayah blankspot di Wonogiri juga akan dilakukan oleh tim kampanye paslon Harjo (Hartanto-Joko Purnomo).

Selain Ngadirejo dan Pabelan, Ini 4 Keluarga Yang Juga Jadi Klaster Covid-19 Sukoharjo

Disesuaikan Kondisi di Wilayah

Calon wakil bupati dari pasangan Harjo, Joko Purnomo, mengatakan pertemuan terbatas akan menjadi salah satu cara dalam melakukan kampanye di daerah blankspot.

Dalam kampanye di Wonogiri ini, pihaknya berkomitmen dengan menjalankan protokol kesehatan sesuai dengan ketentuan yang ada di PKPU. Metode kampanye akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Menurut Joko, unsur terpenting dalam kampanye yakni visi, misi, dan program yang direncanakan bisa sampai di masyarakat. "Baik dengan pertemuan terbatas, kunjungan ke lapangan maupun melalui media sosial yang terpenting visi, misi dan program bisa didengar masyarakat. Selain itu kami juga memanfaatkan alat peraga kampanye. Sudah kami ajukan ke KPU, selanjutnya segera dicetak," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya