SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslim Kritisi BUMDes yang macet beroperasi.

Harianjogja.com, BANTUL— Banyak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang melahirkan “monumen-monumen” baru. Artinya, wujud fisik dari usaha BUMDes tersebut ada namun tak ada lagi aktivitas di lokasi tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih dalam rapat koordinasi desa/BUMDes di aula Dinas Perpustakaan dan Arsip, Kamis (16/11/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Halim menuturkan dari hasil pantauannya di lapangan banyak usaha BUMDes yang macet, tinggal menyisakan bangunan atau wujud fisiknya saja. “Jadi ada monumen kolam BUMDes, warung BUMDes dan lain-lain,” tuturnya. Ia menengarai hal tersebut disebabkan Pemdes tak tepat memilih core bisnis yang bakal dijalankan oleh BUMDes. Banyak Pemdes memilih bisnis yang tak sesuai dengan potensi desa.

Ekspedisi Mudik 2024

Permasalahan lainnya, jenis bisnis yang dipilih untuk dijalankan oleh BUMDes banyak yang sudah dilakukan juga oleh masyarakat sekitarnya. Akibatnya, salah satu pelaku bisnis tersebut akhirnya kalah bersaing.

Entah dari pihak masyarakat ataupun BUMDes. Hal tersebut, menurut Halim, memunculkan iklim persaingan usaha yang kurang sehat. Padahal tujuan utama pendirian BUMDes adalah meningkatkan perekonomian desa dan menyejahterakan masyarakat setempat. “Harusnya Pemdes memilih bisnis yang belum banyak digarap. Jangan sampai terkesan melawan aktivitas ekonomi masyarakat,” tegasnya.

Ia mencontohkan sektor pengolahan limbah, sampah dan pelayanan jasa bisa dipilih Pemdes untuk core bisnis yang tepat.
Halim menambahkan permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi salah satu penyebab BUMDes kurang berkembang.

Kabid Pengembangan Masyarakat Desa (PMD) Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPPKB-PMD) Bantul, Ris Widodo menuturkan selama ini kelemahan BUMDes adalah kurang melakukan perencanaan yang baik. Sehingga pemilihan core bisnis juga kurang tepat. Padahal seharusnya Pemdes perlu melakukan analisis SWOT sebelum menentukan bisnis apa yang akan dijalankan. Artinya Pemdes harus mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman akan bisnis tersebut.

Terkait pendanaan, Ris menyebut Pemdes dapat melakukan penyertaan modal lewat APBDes. Namun dalam penggunaannya harus dipisahkan dan diawasi benar. Hal tersebut penting untuk antisipasi bila ditemukan masalah pada pengelolaan keuangan pada BUMDes. “Jadi kalau ada masalah, Pemdes tidak kecipratan masalah juga,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya