SOLOPOS.COM - Anak-anak menjadi makhluk yang rentan tertulari virus corona pemicu Covid-19. (Bisnis-Un.org)

Solopos.com, SOLO — Jumlah kasus Covid-19 pada anak muda (anak-anak hingga remaja) semakin banyak di Indonesia, tak terkecuali wilayah Soloraya. Anak-anak dan remaja yang dulu jarang mengisi daftar kasus konfirmasi positif kini jumlahnya semakin banyak.

Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), dr Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan anak muda itu tak hanya terserang Covid-19. Tak sedikit yang bergejala berat hingga meninggal dunia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurutnya, hal itu terjadi lantaran mayoritas dari mereka belum mendapat suntikan vaksin. Sasaran utama penerima vaksin saat ini masih warga lanjut usia (lansia) dan pralansia.

Baca Juga: TMMD Bangun Talut Hingga Bank Sampah Di Pajang Solo, Ini Pesan Kasdam IV Diponegoro Untuk Warga

“Meski sudah mulai menyasar usia 18 tahun ke atas, tapi belum seluruhnya. Mereka yang belum vaksin inilah yang rentan terserang,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Senin (12/7/2021).

Pada masa awal pandemi, rumah sakit (RS) lebih banyak merawat pasien lansia dengan komorbid. Saat ini, anak muda juga banyak yang menempati ruang perawatan rumah sakit di Soloraya karena terpapar Covid-19.

“Ketika yang lansia mendapatkan vaksin, kasus pada mereka menurun, gantian yang lebih muda di bawahnya, katakan usia 50-an tahun. Lalu saat mereka yang usia 50-an tahun juga sudah divaksin, mereka yang tertular usia 40-an tahun ke bawah, begitu seterusnya. Ini merupakan hasil penelitian Amerika Serikat,” jelasnya.

Baca Juga: Awas! Kasus Covid-19 Solo Melonjak, 1 Positif Bisa Menulari 15 Orang

Mobilitas Lebih Dinamis

Usia muda juga memiliki tingkat mobilitas lebih dinamis dibandingkan anak-anak atau lansia. Guna mencegah penularan Covid-19 sampai vaksinasi menyasar kelompok anak muda usia 18 tahun ke atas di Soloraya, ia menyarankan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.

Soal kaitannya dengan varian Delta yang dikabarkan memiliki tingkat keparahan lebih tinggi, Tonang menyebut data dari Inggris menampilkan varian Alpha atau virus Covid-19 generasi pertama memiliki tingkat fatalitas 1,9%.

Sedangkan Delta tingkat fatalitasnya 0,3%. Namun, varian Delta lebih cepat menyebar. Dibandingkan dengan kapasitas RS yang terbatas, tampak lah yang tidak tertolong lebih banyak dibandingkan yang tertolong.

Baca Juga: Pemkot Solo Siapkan Rp9 Miliar Bansos PPKM Darurat, Sasarannya 17.000-An UMKM

“Ini lah yang terjadi di India, mereka banyak yang dirawat sampai di jalan-jalan. Boleh dibilang di Indonesia, kondisinya juga kritis karena kapasitas RS mendekati penuh,” ungkapnya.

Beberapa yang menjalani isolasi mandiri meninggal dunia karena mengalami perburukan. “Mereka yang menjalani isolasi mandiri, sebaiknya menakar kondisinya. Kalau sudah mengalami gejala sedang, segera ke RS untuk mendapatkan pertolongan agar tidak sampai berat,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya