SOLOPOS.COM - Satu-satunya armada skylift yang dimiliki Dishub Bantul tengah digunakan untuk memperbaiki LPJU, Senin (5/2/2018). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Satu-satunya armada skylift atau truk hidrolik milik Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul sering mengalami kerusakan

Harianjogja.com, BANTUL--Telah beroperasi sejak 2011 lalu, satu-satunya armada skylift atau truk hidrolik milik Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul sering mengalami kerusakan. Penyebabnya, truk hidrolik ini terpaksa difungsikan selama 7×24 jam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penambahan armada ini dianggap mendesak dilakukan. Namun saat pengajuan pada 2017 lalu, anggaran penembahan skylift terkena rasionalisasi anggaran.

Hal tersebut dibenarkan Kepala Dishub Bantul, Aris Suharyanta. Menurutnya penambahan armada skylift ini mendesak untuk dilakukan. Apalagi sejak Dishub menambah jumlah lampu penerangan jalan umum (LPJU) pada tahun 2017 pada hampir 1500 titik.

Sehingga mulai 2018 ini, setidaknya 5000 titik LPJU yang membutuhkan perawatan ekstra. Aris mengaku pernah mengusulkan pengadaan skylift pada pada 2017 lalu.

Namun usulan penambahan armada yang dioperasikan oleh enam petugas itu masuk dalam rasionalisasi anggaran. “Dicoret saat pembahasan anggaran,” ujarnya, Senin (5/2/2018).

Padahal menurut Aris dengan 5000 titik LPJU, Dishub seharusnya memiliki dua skylift ukuran besar dan satu skylift ukuran kecil. Armada ukuran yang lebih kecil itu dibutuhkan lantaran titik LPJU tidak hanya berada di jalan besar tetapi juga di jalan yang sempit seperti gang atau jalan kampung. Dengan tiga armada itu, Aris memastikan pekerjaan perbaikan dan perawatan bisa dilakukan dengan lebih efektif dan efisien waktu. “Harganya kalau yang besar sekitar Rp 1,2 miliar yang kecil sekitar Rp800 juta,” katanya.

Hal senada disampaikan oleh Sekretaris Dishub Bantul, Kusmardiono. Menurutnya sejak beroperasi sejak 2011 lalu, belum pernah ada penambahan armada. Padahal jumlah LPJU pasti bertambah setiap tahun. Akibatnya truk dengan bak hidrolik yang dapat dinaikkan hingga sembilan meter itu harus beroperasi selama 7×24 jam.

Kusmardiono mengatakan setiap hari,  termasuk Sabtu dan Minggu, skylift digunakan untuk perbaikan LPJU di seluruh wilayah Bantul. Dalam sehari, perbaikan rata-rata dilakukan pada sekitar 15 titik LPJU.

Bahkan menurutnya saat musim penghujan dengan intensitas angin kencang cukup tinggi, titik perbaikan bisa lebih banyak. Tak hanya untuk memperbaiki LPJU, skylift ini terkadang juga dipakai untuk melayani permintaan dari instansi lain seperti pemangkasan pohon atau penurunan baliho.

“Kalau tidak ada skylift petugas tidak bisa memperbaiki lampu atau memangkas dahan pohon. Masa mau manjat,” ucapnya.

Karena sering digunakan, Kusmardiono menyebut beberapa kali armada ini mengalami kerusakan. Padahal untuk beberapa kasus kerusakan, perbaikan tidak bisa dilakukan di Yogyakarta melainkan harus dibawa ke daerah Sidoarjo, Jawa Timur.

Ia bahkan memprediksi tidak lama lagi armada itu pun akan membutuhkan perbaikan, pasalnya saat ini sudah ada indikasi kerusakan pada selang hidrolis. “Kalau sudah rusak pada sistem hidrolis, ya harus kita bawa ke Sidoarjo,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya