SOLOPOS.COM - Puluhan warga antre menunggu panggilan untuk tanda tangan penerimaan bantuan UEP dari APBD Sragen senilai Rp4 juta per keluarga di Gedung Kartini Sragen, Rabu (16/9/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN--Gedung Kartini Sragen yang terletak di pinggir Jl. Raya Sukowati Barat, Sine, Sragen Kota, mendadak ramai.

Puluhan orang hilir-mudik memasuki gedung itu untuk mendapatkan makanan ringan dan bantuan langsung dari Pemerintah Kabupaten Sragen, berupa bantuan usaha ekonomi produktif (UEP) senilai Rp4 juta per keluarga. Para penerima bantuan itu merupakan keluarga rawan sosial ekonomi (KRSE).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para warga yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau data kemiskinan saat tiba di Gedung Kartini duduk antre di kursi yang berjajar dan bersaf dengan jarak 1 meter antarkursi. Sebelum masuk gedung, mereka wajib cuci tangan, pakai masker, dan diperiksa suhu tubuhnya. Mereka duduk untuk menunggu panggilan dari petugas.

Ada empat meja yang disiapkan Dinas Sosial (Dinsos) Sragen untuk memanggil by name dan by address masing-masing penerima bantuan itu. Setiap meja mewakili wilayah eks-kawedanan dan ditempatkan 2-3 petugas yang membantu pemanggilan dan pemberian bingkisan serta presensi penerimaan bantuan. Setelah presensi mereka pun pulang. Kerumunan sempat terjadi tetapi hanya dalam durasi singkat.

Cek Rekening! Bantuan Modal Usaha Tahap Ke-2 Untuk 7.000 UMKM Sukoharjo Sudah Cair

Membeli Mesin Obras

Sartini, 43, warga Desa Keden, Kalijambe, Sragen, terlihat semringah sembari menentang tas berwarna merah putih dan kardus kecil berisi makanan ringan. Ia jauh-jauh naik motor dari Kalijambe ke Sragen yang ditempuh dalam waktu lebih dari satu jam.

Ia memiliki usaha jahit seragam sekolah dengan satu mesin jahit. Dalam sebulan penghasilannya tidak menentu, rata-rata senilai Rp1 jutaan. Suaminya bekerja sebagai buruh bangunan.

“Saya mengajukan proposal ke dinas. Alhamdulillah disetujui. Uang Rp4 juta itu akan saya gunakan untuk membeli mesin obras dan satu mesin jahit lagi untuk meningkatkan usaha. Saya buka usaha itu sudah lima tahun, biasanya jahit seragam sekolah,” ujar Ibu dari tiga orang anak itu saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (16/9/2020) siang.

Diganjar Penghargaan Muri, Begini Pesan Dokter Lo Untuk Dokter Muda

Warung Kelontong

Warga Jurangjero, Karangmalang, Sragen, Rebo, 53, juga menjadi warga kurang mampu yang mendapat bantuan Rp4 juta itu. Laki-laki single parent yang menghidupi dua orang anak itu berencana mengembangkan warung kelontong miliknya. Ia sudah memiliki warung tetapi kecil sejak dua tahun lalu dan hasilnya pas-pasan.

Demikian halnya, Ratno, 47, warga Kedungringin, Jenar, juga datang mengambil bantuan Rabu siang itu. Ratno yang bekerja sebagai buruh serabutan itu belum meminilki usaha di rumah. Dengan bantuan Rp4 juta itu, Ratno berencana untuk membeli kambing dan dikembangbiakan.

“Ya, nanti sedapatnya. Kerja serabutan itu tidak menentu. Biasanya per hari hanya dapat Rp20.000 untuk buruh di kebun tebu. Istri, ibu rumah tangga di rumah yang menghidupi tiga orang anak. Kami senang bisa mendapat bantuan untuk modal usaha,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya