SOLOPOS.COM - Ilustrasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). (Dok/JIBI/Solopos)

Bantuan pemerintah tampaknya masih belum cukup memenuhi kebutuhan renovasi rumah tak layak huni di Solo yang mencapai 4.000 unit.

Solopos.com, SOLO—Rumah tidak layak huni (RTLH) di Kota Solo saat ini masih tersisa 4.000 unit. Namun, tahun ini hanya ada 20 RTLH yang diberi bantuan renovasi rumah senilai Rp7 juta per rumah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Masyarakat Bapermas PP PA dan KB Solo, Sukendar, mengatakan bantuan senilai Rp140 juta untuk 20 rumah itu merupakan bantuan dari APBD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun 2015. 20 rumah yang mendapat bantuan itu yaitu 10 rumah di Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan dan Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari.

“Untuk 10 RTLH di Tipes sudah dikerjakan, sedangkan 10 RTLH di Gilingan akan dikerjakan Oktober,” katanya saat ditemui di kantornya, Jumat (3/7/2015).

Dia juga mengatakan pada tahun 2014 hingga 2015, Pemkot Solo tidak memberikan bantuan untuk renovasi RTLH. Akibatnya, RTLH yang terdata di Bappeda itu belum ada pengurangan.

Sukendar mengaku tidak mengetahui alasan yang tepat mengenai kebijakan Pemkot yang tidak mengeluarkan anggaran untuk renovasi RTLH itu. Untuk besaran bantuan, biasanya bantuan dari APBD kota hanya Rp2,5 juta per rumah.

Menurutnya, dana tersebut belum ada peningkatan sejak ada program bantuan RTLH pada tahun 2006. Sebenarnya, bantuan tersebut merupakan stimulus dari pemerintah untuk warga yang rumahnya jauh dari kata layak.

“Saat warga diberi bantuan ini, belum tentu rumahnya langsung jadi layak. Ini karena jumlah bantuan sangat terbatas. Namanya juga dana stimulan, jadi warga yang diberi bantuan juga harus menyediakan dana tambahan untuk membangun rumah supaya lebih layak,” ujarnya.

Kepala BLUD Griya Layak Huni, Suparno, mengatakan di sejumlah kecamatan yang memiliki wilayah sempit seperti Serengan dan Pasar Kliwon banyak terdapat rumah yang tidak layak huni. “Terutama wilayah yang padat penduduk, biasanya banyak rumah yang tidak layak,” katanya.(

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya