SOLOPOS.COM - Ilustrasi money politics atau politik uang (JIB/Harian Jogja/Dok.)

Bantuan pemerintah untuk koperasi dan pelaku usaha UMKM di seluruh Indonesia mencapai Rp2,35 triliun.

Solopos.com, SOLO—Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menggelontorkan dana pinjaman bergulir senilai Rp2,35 triliun pada 2015. Dana tersebut lebih besar ketimbang tahun lalu yang mencapai Rp2,1 triliun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Kementerian Koperasi dan UKM, Kemas Danial, mengatakan pinjaman tersebut diperuntukkan khusus koperasi dan pelaku usaha UMKM di seluruh Indonesia. Hingga awal Maret 2015, sudah ada sekitar Rp60 miliar yang tersalurkan kepada masyarakat sasaran.

Dia mengaku proses pengajuan pinjaman bergulir diperketat pada tahun ini. Hal itu untuk mengantisipasi kemacetan dalam pengembalian pinjaman bergulir.

Pada 2014, menurut Kemal, kemacetan dana pinjaman bergulir mencapai sekitar dua persen. “Kemacetan sebenarnya masih di bawah dua persen, tapi ini harus diperketat. Apalagi pada awal tahun ini masih evaluasi,” papar Kemas kepada wartawan seusai menghadiri Rapat Koordinasi Penjadwalan Ulang Pinjaman Pedagang Pasar Klewer Pascakebakaran di kantor Dinas Koperasi dan UMKM Solo, Jumat (20/3/2015).

Untuk mendapatkan pinjaman bergulir tersebut, lanjutnya, koperasi maupun UMKM minimal harus berusia dua tahun dan telah berbadan hukum. Selain itu, koperasi dan UMKM harus dalam posisi untung dan tidak merugi.

Waktu pengembalian pinjaman bergulir tersebut bervariasi, antara tiga sampai lima tahun. Dia juga mewanti-wanti supaya dana bergulir tersebut digunakan sebagaimana mestinya. Sebab, bentuk pelanggaran apapun bisa membuat penerimanya terjerat pidana.

Turunkan Bunga
Sementara, selain menaikkan plafon dana pinjaman bergulir, LPDB-KUMKM juga menurunkan suku bunga sektor riil pada 2015. Sektor riil merupakan sektor perdagangan yang bersentuhan langsung dengan usaha, sehingga menguntungkan bagi pengusaha dan UMKM. Pada 2015 ini, suku bunga sektor riil adalah 5% per tahun atau berkurang 1% dibandingkan 2014.

“Bunga pada sektor riil ini menurun dari enam persen menjadi lima persen. Ini merupakan stimulus pemerintah. Tidak ada lagi yang lebih murah selain pemerintah yang memang harus membantu rakyat kecil,” paparnya.

Sementara, dalam rapat koordinasi tersebut dihadiri belasan lembaga pembiayaan dan perwakilan pedagang Pasar Klewer. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Solo, Nur Haryani, dalam sambutannya berharap dengan perhatian pemerintah tersebut bisa membantu pedagang Pasar Klewer untuk kembali bangkit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya