SOLOPOS.COM - Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Ferdy Sambo, ketika menyampaikan kesaksian dalam persidangan, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (7/12/2022). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

Solopos.com, JAKARTA – Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Ferdy Sambo, kembali memberikan keterangan yang bertolak belakang dengan kesaksian mantan ajudannya yang menjadi justice collaborator, Bharada Richard Eliezer.

Sambo menegaskan dirinya hanya memerintahkan Richard Eliezer untuk menghajar Brigadir Yosua dan bukan menembaknya.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

“Saya bilang, ‘Kamu kurang ajar!’ Saya perintahkan Richard untuk hajar,” kata Sambo ketika menyampaikan kesaksian dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (7/12/2022).

Ketika hakim bertanya bagaimana Ferdy Sambo memerintahkan Richard untuk menghajar Brigadir Yosua, mantan Kadiv Propam Polri itu pun mempraktikkan dengan menyerukan ‘Hajar, Cad! Kamu hajar, Cad!’.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Sambo Tuntut Bharada Richard Eliezer juga Dipecat dari Polri

Bertepatan dengan selesainya perintah yang ia berikan, Richard menembak Yosua hingga Yosua roboh.

Ferdy Sambo mengungkapkan penembakan tersebut berlangsung dengan cepat. “Itu kejadian cepat sekali. Tidak sampai sekian detik karena cepat sekali penembakan itu,” ucap Sambo seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Sambo pun mengaku kaget karena Richard menembak Yosua. Atas kejadian tersebut, Ferdy Sambo sempat memerintahkan Richard untuk berhenti ketika melihat Yosua terjatuh.

Baca Juga; Misteri Perempuan Menangis di Rumah Jl Bangka, Sambo Bantah Ada Perselingkuhan

“Saya kaget, kemudian saya sampaikan, ‘Setop! Berhenti!’ begitu melihat Yosua jatuh. Kemudian, sudah berlumuran darah. Saya jadi panik, Yang Mulia,” tuturnya.

Setelah melihat Richard menembak Yosua, Sambo mengaku sempat bingung mengenai bagaimana ia harus menyelesaikan kasus penembakan tersebut.

Kemudian, tutur Sambo, ia berpikir berdasarkan pengalamannya, yang paling memungkinkan dari peristiwa penembakan ini adalah kejadian tembak-menembak.

Baca Juga: Eliezer 2,5 Jam Buka Skenario Sambo Bunuh Yosua, Panen Doa dari Warganet

“Akhirnya, kemudian saya melihat ada senjata Yosua di pinggang (Yosua), kemudian saya mengambil dan mengarahkan tembakan ke dinding, Yang Mulia,” ucapnya.

Setelah itu, Sambo meletakkan senjata Yosua di samping tubuh Yosua, meminta Ricky untuk mengantar Putri Candrawathi ke rumah di Jl. Saguling, dan meminta Prayogi selaku sopir untuk menghubungi ambulans.

“Karena saya berpikir, mungkin masih bisa dibawa ke rumah sakit, Yang Mulia,” tambah Sambo.

Baca Juga: Eliezer 2,5 Jam Buka Skenario Sambo Bunuh Yosua, Panen Doa dari Warganet

Sebelumnya, Ferdy Sambo memaparkan dirinya sempat meminta Ricky Rizal untuk menjadi back up dirinya ketika ingin menemui Yosua dan bertanya mengenai peristiwa yang terjadi antara Yosua dengan Putri Candrawathi di Magelang, Jawa Tengah.

Ketika Ferdy Sambo bertanya kepada Ricky, apakah Ricky siap untuk menembak Yosua bila Yosua melakukan perlawanan, Ricky menyatakan bahwa dirinya tidak siap.

“Saya masih berpikir siapa yang bisa back up saya. Akhirnya, saya minta Ricky panggil Richard,” ujar Ferdy Sambo.

Baca Juga: Pengacara Bharada E Ungkap Sosok Perempuan Menangis Keluar Rumah Ferdy Sambo

Ketika Ferdy Sambo bertanya kepada Richard, apakah Richard siap untuk menjadi back up dirinya dan menembak Yosua apabila Yosua melawan, Sambo mengatakan Richard menyanggupi permintaan itu.

“Kamu siap nembak, nggak? ‘Saya siap nembak, Pak’,” ucap Ferdy Sambo ketika memperagakan obrolan antara dirinya dengan Richard di lantai tiga rumah Saguling.

Keterangan Ferdy Sambo ini bertolak belakang dengan kesaksian Richard Eliezer.



Baca Juga: Ricky Rizal Tutupi Kasus Sambo, Hakim: Kasihan Anak Istrimu di Rumah

Menurut Richard yang merupakan polisi berpangkat paling rendah di Polri, saat dipanggil Ferdy Sambo dirinya sudah diperintahkan untuk menembak jika Yosua datang.

Menurut Eliezer, Sambo juga sudah membeberkan skenario tembak menembak untuk menutupi penembakan terhadap Yosua.

Tuntut Eliezer Dipecat

Tak hanya bertolak belakang, Ferdy Sambo juga mulai menyerang Richard Eliezer dengan meminta agar mantan ajudannya itu dipecat dari Polri karena menembak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

“Seharusnya Bharada E juga dipecat, dia yang menembak kan,” kata Ferdy Sambo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, seperti dikutip Solopos.com, Rabu (7/12/2022).

Menurut Sambo, seperti halnya dia, mantan ajudannya itu juga harus menerima hukuman dipecat lantaran menembak Brigadir Yosua.

Baca Juga: Ricky Rizal Kukuh Tak Tahu Rencana Pembunuhan Brigadir Yosua

Menurutnya Polri harus bersikap adil kepada seluruh anggota yang terlibat dugaan pembunuhan berencana terhadap Yosua.

Hingga saat ini Bharada Eliezer dan Bripka Ricky Rizal yang juga menjadi terdakwa masih berstatus anggota Polri.

“Saya tidak ingin dipecat, cita-cita saya menjadi polisi. Saya akan berbicara jujur,” tandas Richard Eliezer dalam sejumlah kesempatan, termasuk saat dipanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Baca Juga; Eliezer 2,5 Jam Buka Skenario Sambo Bunuh Yosua, Panen Doa dari Warganet

Kapolri membenarkan Richard Eliezer tetap ingin sebagai polisi kendati dirinya menjadi tersangka pembunuhan Yosua.

“Memang Saudara Richard saat saya panggil menyatakan itu. Dia mau berbicara jujur, dia tidak mau dipecat dari Polri,” ujar Kapolri, seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube Kompas TV.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya