SOLOPOS.COM - Ilustrasi Bank Jatim (Bankjatim.co.id)

Bank Jatim menargetkan spinoff unit usaha syariah menjadi bank umum syariah awal 2017.

Madiunpos.com, SURABAYA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) menargetkan pelaksanaan spinoff unit usaha syariah menjadi bank umum syariah pada awal 2017, dengan kebutuhan tambahan modal senilai Rp500 miliar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Direktur Agrobisnis dan Usaha Syariah Bank Jatim Tony Sudjiaryanto menjelaskan sementara ini, modal yang sudah terkumpul baru sekitar Rp100 miliar. Namun, Bank Jatim optimismis sebelum tahun depan kebutuhan kapital untuk spinoff dapat dipenuhi.

“Modal nanti minimal adalah Rp500 miliar. Kami tahun ini ada tambahan Rp200 miliar, sehingga menjadi Rp300 miliar. [Pada] 2016, nambah lagi Rp200 miliar, sehingga menjadi Rp500 miliar. Dengan kata lain sudah siap untuk spinoff,” ungkapnya, Rabu (8/4/2015).

Selama ini lini syariah yang dikelola BJTM masih berada dalam koridor unit usaha syariah (UUS). Untuk spinoff, total modal dasar yang dibutuhkan bernilai sekurang-kurangnya Rp2 triliun.

“Menurut UU,  unit konvensional yang punya unit usaha syariah wajib ntuk spinoff atau menjadi bank umum syariah [BUS] selambat-lambatnya pada 2023. Nah, kami termasuk yang sudah sangat siap, sehingga rencananya kami akan lakukan pada 2017,” lanjut Tony.

UUS Jadi BUS
Direktur Utama Bank Jatim Hadi Sukrianto mengatakan cetak biru dan panitia pembentukan spinoff unit UUS menjadi BUS saat ini telah berjalan, dengan melibatkan konsulatan dari pihak luar.

Dia mengatakan Bank Jatim tidak akan menempuh skenario penerbitan obligasi untuk memodali spinoff.  “Nanti akan dievaluasi, tapi sekarang kami masih mampu menutup modal. Bank Syariah itu nantinya 99% sahamnya milik BJTM, sisanya milik koperasi atau yayasan BJTM.”

Selain mengebut spinoff, kata Hadi, Bank Jatim tengah fokus pada upaya menurunkan angka kredit bermasalah (non-performing loan/NPL), yang mencapai level 3,30%. Meski masih di bawah ambang batas 5%, tahun ini NPL Bank Jatim diharapkan tertekan di bawah 2%.

Hadi—yang jabatannya akan digantikan oleh mantan Dirut BPR Jatim R. Soeroso segera setelah disepakati Otoritas Jasa Keuangan (OJK)—menyebut mulai tahun ini pinjaman konsumtif akan ditekan di bawah 40%, sedangkan sisanya harus didominasi kredit produktif.

Peningkatan Laba
Pada kesempatan yang sama seusai Rapat Umum Pemengang Saham (RUPS) bersama Gubernur Soekarwo, Hadi melaporkan pada tahun buku 2014 Bank Jatim berhasil mencatatkan laba sebelum pajak Rp1,37 triliun, naik 19,27% dari periode sebelumnya.

Total aset tahun lalu menyentuh Rp37,99 triliun, naik 14,98% dari 2013. Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 16,48% menjadi Rp30,27 triliun, penyaluran kredit naik 18,61% menjadi Rp26,19 triliun. Sementara itu, laba bersih mencapai Rp939,08 miliar, naik 13,92%.

“Rasio keuangan kami cukup membanggakan bila dibandingkan dengan bank level menengah lain yang sudah go public. Dalam persaiangan untuk total aset, kredit, DPK, dan laba, kami menduduki peringkat pertama,” sebut Hadi.

Untuk tahun buku 2015, Bank Jatim menargetkan kenaikan DPK sebesar 17,13%, kenaikan penyaluran kredit 20%, kenaikan jumlah aset 15,26%, serta kenaikan laba bersih 19,13%.

“Secara umum, kinerja Bank Jatim tahun lalu di atas rerata nasional dan regional. Kami akan terus berusaha menjadi bank nomor satu di tingkat regional, karena saat ini posisi kami masih nomor empat, di belakang bank-bank BUMN, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank BRI Tbk, dan PT Bank BNI Tbk.”

Disarankan Hold Saham
Dari sisi komposisi dana murah perbankan, Bank Jatim menduduki peringkat teratas dengan rata-rata rasio current and savings account (CASA) Bank Jatim selalu di atas 70% sejak 2002, lebih tinggi dari 5 bank pesaing utamanya.

Sebagai perbandingan, rasio CASA Bank Jatim tahun 2014 lalu adalah 74,80%, Bank BCA 75,11%, Bank BNI 65,66%, Bank Jabar Banten 64,07%, Bank Mandiri 61,16%, dan Bank BRI 53,55%.

Di lantai bursa, sementara ini, saham Bank Jatim menguat bersamaan dengan laporan keuangan yang dilansir pada hari yang sama. Tim analis dari Valbury menyarankan untuk menahan (hold) saham Bank Jatim, yang saat ini mencatatkan level stoploss 510.

“Bank Jatim berhasil menguat, keluar dari areal konsolidasinya. Saat ini, Bank Jatim berkonsolidasi minor menguji level 555, yang sebelumnya menjadi resisten konsolidasi. Saat ini, saham bank ini sedang berada dalam tren naiknya.”

Rencana Bisnis Jatim 2015

Indikator        Realisasi 2014 (%)     Target 2015 (%)
Total aset                     14,98                           15,26
Kredit                          18,61                           20
Dana pihak ketiga       16,48                           17,13
Pendapatan bunga       20,63                           17,69
Laba bersih                  13,92                           19,13
Rasio keuangan:
CAR                            22,17                           20,82
LDR                            86,54                           88,66
NIM                            6,90                             7,50
BOPO                         69,63                           70,38
ROE                            18,98                           19,53
ROA                           3,52                             3,32

Sumber: PT BJTM Tbk, 2015

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya