SOLOPOS.COM - Perbaikan jalan (JIBI/Solopos/Antara/ilustrasi)

Banjir Sragen, proyek peninggian jalan by pass dinilai sebagai pemicu banjir di Sragen.

Solopos.com, SRAGEN–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen menganggap proyek peninggian jalan by pass atau jalur lingkar utara Sragen memicu terjadinya banjir yang menggenangi 30 rumah di wilayah Sidoharjo dan Sine.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kasi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sragen, Kukuh Handono, mengatakan banjir luapan dari Kali Mungkung pekan lalu menggenangi enam permukiman yakni Kranggan, Wirun, Tlobongan, Kleco Kulon, Kleco Wetan (Desa/Kecamatan Sidoharjo) dan Kampung Klumutan (Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen). ”Menurut penuturan warga, itu adalah banjir besar pertama yang datang. Selama ini, luapan Sungai Mungkung itu sudah surut dalam hitungan jam. Namun, pada banjir pekan lalu, air bukannya segera surut malah semakin besar. Air baru surut setelah pagi,” jelas Kukuh saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (29/2/2016).

Kukuh menilai proyek peninggian jalan by pass atau jalur lingkar utara Sragen dari simpang tiga Pungkruk hingga depan Puskesmas Sidoharjo menjadi pemicu lambannya air surut. Dia menengarai saluran drainase yang dibangun di kanan dan kiri jalan itu tidak cukup lebar untuk menampung luapan air. ”Jalan itu kan lebih tinggi daripada permukiman warga. Jadi, jalan itu ibarat bendungan air. Kalau saluran drainase tidak cukup lebar, airnya susah keluar dan terkumpul di tengah sehingga mengakibatkan banjir besar,” terang Kukuh.

Proyek peninggian jalan lingkar utara Sragen dimulai pada pertengahan 2015 lalu. Proyek peningkatan struktur jalan itu dikerjakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui rekanan dengan menggunakan budget Rp13,2 miliar dari APBN 2015.

Sementara itu, BPBD menganggap banjir di daerah aliran sungai (DAS) Garuda disebabkan tingginya curah hujan di daerah hulu. Sedangkan penyebab terjadinya banjir di kawasan Natan, Sambungmacan, adalah kondisi saluran drainase jalan tol Solo-Kertosono (Soker) yang kurang lebar. ”Karena kurang lebar, warga berinisiatif membongkar saluran drainase itu. Setelah dibongkar, aliran air kembali normal,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya