SOLOPOS.COM - Anak-anak bermain game online di salah satu warnet wilayah Desa Temuwangi, Pedan, Minggu (19/6/2016). Anak-anak tersebut tetap asyik bermain meski warnet kebanjiran. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Banjir Soloraya juga merendam sebuah warnet di Pedan, Klaten. Namun, aktivitas game online di dalamnya jalan terus.

Solopos.com, JAKARTA — Banjir yang melanda Soloraya kali ini kebetulan datang saat awal liburan sekolah sekaligus akhir pekan. Karena itulah anak-anak penggemar game online di Klaten ini enggan menyingkir meski air banjir menggenangi warnet tempat mereka bermain.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pandangan Arif, 12, tak bisa teralihkan dari monitor di warung internet (warnet) bernama Bintang Net, Desa Temuwangi, Pedan, Minggu (19/6/2016). Tangannya masih cekatan menggerakkan mouse serta memencet tombol keyboard komputer di dekat pintu masuk, meski kakinya terendam air. “Lagi main kura-kura ninja,” kata Arif menjawab pertanyaan wartawan sambil meneruskan permainannya.

Siang itu, Arif bocah asal Dukuh Wonorejo, Desa Temuwangi, tak sendiri. Ada 12 komputer di warnet itu, dan seluruhnya digunakan. Mayoritas pengguna merupakan anak-anak yang asyik bermain game online. Sedangkan, lima bocah lainnya menunggu giliran untuk bisa bermain siang itu.

Bocah-bocah itu tak menghiraukan kondisi warnet siang itu. Warnet kebanjiran dengan ketinggian air sekitar 30 cm. Malah, permukaan air hampir mencapai rak tempat CPU komputer. Mereka pun tak menghiraukan bahaya kesetrum lantaran sejumlah kabel listrik terendam air banjir.

Bocah-bocah itu terlihat santai merendam kaki mereka ke air dan terus melanjutkan game online. “Tidak masalah [kondisi warnet banjir]. Tetap asyik saja,” kata Arif yang baru saja lulus SD tersebut.

Warnet yang berlokasi diseberang Pasar Temuwangi itu terendam banjir lantaran luapan saluran irigasi sawah di desa setelah hujan deras Sabtu (18/6/2016) sore hingga malam. Kondisi warnet dan kios-kios di sebelahnya memang kerap kebanjiran lantaran lebih rendah dibanding jalan raya.

Pemilik warnet, Heri Sutrisno, 36, mengatakan air mulai masuk ke warnet pada Minggu sekitar pukul 04.15 WIB. Ketinggian air yang sempat mencapai 50 sentimeter berangsur surut. Beruntung, hal itu tak merusakkan perangkat elektronik di warnet tersebut lantaran sudah ditempatkan di lokasi yang lebih tinggi. “Sudah dua kali ini kebanjiran. Kalau sudah seperti ini ya ditunggu saja. Paling setengah hari sudah surut,” katanya.

Lantaran warnet kebanjiran, Heri sudah berniat menutup sementara tempat usahanya itu hingga air surut. Selain menjaga perangkat komputer warnet agar tak rusak, Heri khawatir jika terjadi korsleting.

Namun, lantaran banyak anak-anak yang berdatangan ke warnet dan meminta agar dibuka, Heri pun tak kuasa menolak. “Tadi sekitar pukul 09.00 WIB itu warnet buka karena banyak anak-anak yang datang ke sini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya