SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras untuk warga miskin yang berkutu, apak, berwarna kuning, dan banyak beras yang patah. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Bencana banjir membuat warga Mangkang, Semarang menderita dua kali karena beras bantuan ternyata berkutu.

Semarangpos.com, SEMARANG — Bencana banjir menjadikan warga Mangkang, Kota Semarang, Jawa Tengah butuh bantuan bahan pangan. Sayangnya beras bantuan ternyata berkutu. Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Semarang pun tanggap dan sigap bersikap, mereka langsung mengganti beras bantuan untuk korban banjir di Mangkang yang dilaporkan tidak layak konsumsi tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami mohon maaf. Kemarin, mungkin yang mengambil keliru atau bagaimana. Saya memerintahkannya malam, pagi dikeluarkan untuk dikirim ke lokasi,” kata Kepala DKP Kota Semarang Sapto Adi S. di Kota Semarang, Jateng, Jumat (24/11/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Demi membantu kebutuhan logistik bagi korban banjir di Mangkang, DKP Kota Semarang mengirimkan 6 kuintal beras bantuan. Beras kiriman DKP itu mestinya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dapur umum di kawasan Mangkang Wetan yang diterjang banjir akibat jebolnya tanggung Sungai Beringin.

Akan tetapi, kemudian petugas pemerintah kelurahan setempat mengetahui kondisi beras bantuan bagi korban bencana banjir di Kota Semarang itu tidak layak konsumsi. Begitu menerima laporan tersebut, Sapto mengaku langsung meminta jajarannya menarik dan mengganti bantuan pangan tak layak konsumsi itu dengan beras baru karena sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) beras bantuan harus berkualitas baik.

“Kami memang menyediakan beras khusus untuk program cadangan pangan daerah, termasuk mengantisipasi kebutuhan darurat, misalnya terjadi bencana banjir seperti ini. Beras itu bisa digunakan,” katanya.

Menurut dia, beras cadangan pangan daerah tersebut secara berkala harus melalui mekanisme pengolahan dan sirkulasi. Apabila tidak digunakan, tetap disimpan di Gudang DKP Kota Semarang. “Kami akan buat sistem pengelolaan beras cadangan daerah ini agar tidak terjadi kekeliruan lagi. Namanya beras cadangan, ya, kami simpan. Harus punya stok. Namun, dibatasi dan ada mekanisme pengolahan dan sirkulasi,” katanya.

Ia mengatakan bahwa beras yang diketahui tidak berkualitas baik, misalnya berkutu harus melalui pengolahan ulang. Akan tetapi, konsekuensinya memang mengalami penyusutan kurang lebih 20%. “Saat ini, kami masih memiliki cadangan 18 ton beras. Mudah-mudahan tidak terjadi bencana lagi. Kalau cadangan sudah habis, ya, harus pengadaan lagi. Setiap tahun ada pengadaan baru,” kata Sapto.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta Kepala DKP setempat melakukan evaluasi agar distribusi beras bantuan korban bencana banjir di Kota Semarang berjalan dengan baik dan benar. “Kepala dinasnya saya tegur. Harus ditelusuri apakah ada kesalahan petugas gudang atau supplier-nya. Saya sudah minta ditarik dan diganti beras baru,” kata Ita—sapaan akrab Hevearita.

Tanggul Sungai Beringin, Semarang, Rabu (22/11/2017), jebol seiring dengan hujan deras yang menyebabkan aliran sungai mengalir lebih deras. Akibatnya, ratusan rumah tergenang bencana banjir hingga 1 meter di RW 003, Mangkang Wetan, Kota Semarang, Jateng.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya