SOLOPOS.COM - Banjir akibat naiknya ketinggian air laut atau rob di kawasan Tanjung Mas, Semarang belum surut hingga Selasa (24/5/2022) sore. (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Peristiwa banjir rob yang melanda kawasan Pelabuhan Tanjung Emas di Kota Semarang sejak Senin (23/5/2022) melahirkan sebuah kisah heroik dari para pekerja pabrik di kawasan industri itu. Ada sekitar 10-20 pekerja yang memilih untuk bertahan di area pabrik, meskipun air rob masih merendam.

Pantauan Solopos.com, Selasa (24/5/2022), hingga pukul 18.00 WIB, air rob yang merendam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, itu tak kunjung surut. Air rob bahkan masih setinggi dada orang dewasa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kendati demikian, masih ada segelintir pekerja pabrik yang memilih bertahan di lokasi tersebut. Mereka memilih untuk bertahan dan enggan pulang ke rumah.

“Mereka kerja dari kemarin Senin dan belum pulang. Tertahan [menginap] di sini. Ada sekiar 10-20 orang,” ujar seorang petugas keamanan di kawasan industri Pelabuhan Tanjung Emas, M. Yusrin, Selasa (24/5/2022).

Bukan tanpa alasan puluhan pekerja itu memilih bertahan hingga bermalam di area pabrik yang sudah tergenang air rob. Hal itu dilakukan sebagai tanggung jawab untuk menjaga peralatan hingga barang produksi perusahaan.

Baca juga: Update Banjir Rob Semarang! Air Masih Tinggi, Warga Enggan Mengungsi

“Karena ada tanggung jawab di sini [pabrik], jadi enggak bisa pulang. Harus dijaga [peralatan dan barang produksi],” ujar Yusrin.

Selain itu, Yusrin mengaku hingga Selasa petang masih banyak kendaraan roda dua milik karyawan yang masih tertinggal di area pabrik. Hal itu dikarenakan saat banjir rob melanda Senin kemarin, para karyawan memilih meninggalkan kendaraannya dan berjalan kaki.

“Kalau kendaraan masih di sini [tertahan], tapi sudah banyak yang diamankan di dalam bak truk. Banyak [kendaraan] milik kuli panggul. Mereka kemarin keluar jalan kaki,” jelasnya.

Yusrin mengaku semenjak banjir rob melanda kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang proses produksi berhenti total. Sejumlah pabrik pun memilih untuk meliburkan karyawannya.

Baca juga: Muka Tanah di Semarang Ambles 0,8-13,5 Cm/Tahun, Jadi Pemicu Banjir Rob

Yusrin pun menceritakan bagaimana sulitnya menerobos banjir rob yang tak kunjung surut ini. Ia harus jalan kaki menuju area pabrik karena mustahil bila menerobos menggunakan sepeda motor.

“Keluar masuk [pabrik] ya jalan kaki, terpaksa menembus banjir. Karyawan juga jalan kaki menembus banjir. Karena gak ada kendaraan buat keluar masuk,” lanjut dia.

Yusrin menambahkan, debit air di wilayah Tanjung Mas ini memang tak kunjung surut. Bahkan, ia menyebut ketinggian Selasa ini naik daripada Senin kemarin.

“Update perkembangan sekarang sudah sampai dada orang dewasa, sekitar 1,5 meter, ini di kawasan Dwimatama sama Sriboga. Jadi debit [air] hampir sedikit lebih banyak dari kemarin [Senin],” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya