SOLOPOS.COM - Seorang warga mengamati debit air Sungai Bengawan Solo di Daleman, Ngringo, Jaten, Kamis (16/11/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Warga Daleman, Ngringo, Jaten, Karanganyar, waswas tiap kali hujan deras.

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebanyak 38 kepala keluarga (KK) di Daleman, Ngringo, Jaten, Karanganyar, secara bergantian mengawasi debit air Sungai Bengawan Solo selama 24 jam nonstop dalam beberapa hari terakhir. Lokasi Daleman yang berdekatan dengan tersebut membuat warga setempat waswas tiap kali hujan deras.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Apalagi, Daleman merupakan salah kawasan yang menjadi langanan banjir setiap tahunnya. Tokoh masyarakat Daleman, Purwanti, mengatakan di daerahnya ada 154 jiwa. Selain aktif memantau kondisi debit air di Sungai Bengawan Solo, warga Daleman juga menjalin komunikasi dengan pamong desa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, dan sukarelawan di Bumi Intanpari. (Baca: Daleman Banjir, 10 Keluarga Mengungsi ke Tanah Lapang)

“Rabu [15/11/2017] malam, kondisi air sudah peres [hampir meluap]. Warga sudah waswas. Beruntung, air itu sudah surut kembali pagi ini. Kehidupan kami di pinggir sungai memang seperti ini. Sudah biasa menghadapi potensi banjir meski ada waswasnya juga,” kata Purwanti saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Kamis (16/11/2017).

Selain rutin memantau debit air Sungai Bengawan Solo, lanjut Purwanti, warga Daleman juga sudah membuat anjang-anjang guna menyimpan berbagai barang berharga, seperti barang elektronik, kasur, pakaian, dan lain sebagainya. Anjang-anjang itu dibangun di bawah atap rumah.

“Anjang-anjang wajib dimiliki warga di sini. Kalau tak disiapkan anjang-anjang, semua barang akan keli [terhanyut]. Kami juga sudah menyiapkan lokasi pengungsian ketika terjadi banjir besar. Lokasi pengungsian itu berada di kompleks Masjid Muhajirin yang berjarak 500 meter dari dusun kami,” katanya.

Salah seorang warga di Daleman, Aris Ristanto, 35, mengaku sudah siap menghadapi potensi banjir. Luapan air dari Sungai Bengawan Solo sering menggenangi rumahnya di musim hujan dengan rata-rata ketinggian air 60 cm.

“Yang membuat warga sini semakin waswas itu karena di bagian barat sungai [di Taman Jurug Solo] dibangun tembok tinggi. Saat terjadi luapan, kemungkinan besar mengarah ke dusun ini. Kondisi ini berbeda dibandingkan tahun-tahun lalu, air luapan sungai ada yang masuk ke Taman Jurug dan ke dusun kami,” katanya.

Kesiapan menghadapi potensi banjir juga disampaikan warga Daleman lainnya, Slamet, 53. “Yang penting sudah membuat anjang-anjang. Saat banjir tiba, barang-barang yang penting diamankan terlebih dahulu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya