SOLOPOS.COM - Petugas BPBD Sragen melakukan pengamatan dan penanganan di lokasi banjir yang terletak di wilayah Masaran, Kabupaten Sragen, Sabtu (19/3/2022) dini hari. (Istimewa/BPBD Sragen)

Solopos.com, SRAGEN – Hujan deras dengan intensitas tinggi dan berdurasi lama yang mengguyur wilayah Kecamatan Masaran dan Tanon, Kabupaten Sragen, Jumat (18/3/2022) malam, mengakibatkan sungai meluap dan 121 rumah di dua kecamatan tersebut terdampak banjir. Warga berjaga-jaga sembari menunggu air surut hingga Sabtu (19/3/2022) dini hari.

Pada keeseokan harinya, para warga bekerja bakti secara mandiri. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen menerima laporan banjir itu pada Jumat, pukul 23.17 WIB dan langsung penanganan pada 23.40 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: BANJIR SRAGEN: Duh, Anak Sungai Bengawan Solo Meluap, 148 Rumah di Sragen Tergenang Air

Kepala Pelaksana BPBD Sragen Agus Cahyono saat dihubungi Solopos.com, Sabtu siang, menyampaikan banjir itu diperkirakan terjadi selama 2-3 jam sehingga pada Sabtu dini hari genangan air di permukiman penduduk sudah surut. Pantauan di Bengawan Solo dan anak sungainya, kata dia, masih relatif aman hingga Sabtu siang.

“Semalam sebagian wilayah Sragen diguyur hujan. Informasi peringatan dini dari BMKG [Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika] menyebut intensitas hujan cukup tinggi di wilayah Masaran dan Tanon. Ternyata benar Jumat malam itu sejumlah sungai di dua kecamatan itu meluap sehingga menggenangi permukiman warga,” jelas Agus.

Dia menyebut genangan air banjir luapan sungai itu terjadi di Desa Krebet, Masaran, yang berdampak pada 41 rumah yang dihuni 162 warga terendam banjir di Dukuh Kedungbulus RT 022-023. Ketinggian air di Kedungbulus itu, jelas dia, antara 30-80 cm yang berasal dari luapan Sungai Debong. Air genangan di dukuh itu, ujar dia, mulai surut pada pukul 02.30 WIB.

Baca juga: Minyak Goreng Mahal Bikin Pedagang Gorengan di Sragen Terpukul

“Banjir juga terjadi di wilayah Desa/Kecamatan Masaran yang menggenangi permukiman di lingkungan RT 025 ada delapan rumah, RT 026 ada empat rumah, RT 028 ada delapan rumah, RT 029 ada 18 rumah, RT 032 ada 15 rumah dengan ketinggian air 30-80 cm. Jadi total di Kecamatan Masaran ada 94 rumah yang tergenang banjir dengan jumlah warga terdampak sebanyak 376 jiwa,” jelas Agus.

Agus menerangkan genangan di wilayah Masaran ini disebabkan luapan dari gorong-gorong pinggir Jalan Sragen-Masaran yang sempit dan tidak mampu menampung volume air hujan. Dia mengatakan genangan air di Desa Masaran mulai surut pada pukul 01.00 WIB.

Agus melanjutkan banjir juga melanda Desa Jono, Kecamatan Tanon, Sragen, yang berdampak pada 27 rumah terendam. Dia merinci puluhan rumah yang terdampak banjir itu terjadi di Dukuh Jono Lor RT 003 yang merendam lima rumah, RT 004 ada enam rumah; RT 005 ada sembilan rumah; dan RT 006 Dukuh Cengklik ada enam rumah, serta Dukuh Margorejo RT 007 ada satu rumah.

Baca juga: Khidmat, Begini Tradisi Ruwahan Warga Karangtengah Sragen

“Ketinggian airnya 10-100 cm. Jadi penyebabnya intensitas hujan yang tinggi dan membuat Sungai Ngemplak meluap. Air luapan sungai itu mulai surut pada pukul 01.00 WIB,” katanya.

Agus berpesan masalah utama banjir itu karena sampah. Agus mengimbau kepada masyarakat agar sadar dalam pengelolaan sampah dan jangan membuang sampah ke sungai atau saluran. Hal itu dilakukan untuk mencegah air meluap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya