SOLOPOS.COM - Kondisi salah satu rumah yang hanyut saat banjir bandang di Boyolali, Senin (17/6/2013). (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

Kondisi salah satu rumah yang hanyut saat banjir bandang di Boyolali, Senin (17/6/2013). (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

BOYOLALI--Banjir bandang akibat luapan Sungai Serang yang terjadi di sebagian Desa/Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Senin (17/6/2013), disebabkan kondisi sungai yang alirannya berkelok di pemukiman warga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terkait hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali berencana membuat sudetan di Sungai Serang untuk mengantisipasi terjadinya bencana serupa. Melalui RAPBD Perubahan 2013, Pemkab akan mengajukan usulan anggaran senilai Rp70 juta untuk merealisasikan rencana tersebut.

Bupati Boyolali, Seno Samodro, mengemukakan pembuatan sudetan itu untuk mengantisipasi arus sungai yang alirannya berkelok di pemukiman warga hingga bisa menyebabkan banjir bandang.

”Kami sudah menggelar rapat terkait bencana banjir bandang di tiga kecamatan, yakni Wonosegoro, Kemusu, dan Andong, yang dilewati aliran Sungai Serang. Sudah dihitung-hitung, yang bisa kami lakukan adalah membuat sudetan. Anggarannya sekitar Rp70 juta,” ujar Bupati ketika ditemui wartawan di Lapangan Sudimoro, Teras, Boyolali, Kamis (20/6/2013).

Bupati menjelaskan anggaran itu akan diusulkan dalam RAPBDP di pos anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Namun Bupati menilai penetapan status darurat atas banjir bandang di Desa Kemusu tersebut belum perlu dilakukan. Karena itulah pihaknya mengakui penanganan dari Pemkab terhadap terjadinya bencana tersebut terkesan lamban. Sebab untuk menetapkan status darurat bencana, Bupati menyebutkan harus memenuhi sejumlah syarat dan kriteria.

“Status darurat bencana baru ditetapkan kalau dampaknya seperti erupsi Gunung Merapi,” terangnya.

 Jembatan Kliyo

Sementara terkait putusnya jembatan Kliyo, Desa Bojong, Kecamatan Wonosegoro, Bupati mengatakan rehab jembatan tersebut akan dilakukan jika anggaran sudah tersedia.

Bupati mengungkapkan sejauh ini Pemkab telah melakukan antisipasi dampak aliran Sungai Serang dengan memasang bronjong-bronjong. Upaya itu bahkan telah menelan anggaran cukup besar, yakni mencapai Rp2 miliar. Sementara untuk normalisasi, Bupati menegaskan Pemkab harus berkoordinasi dengan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Juwana, mengingat pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) Serang menjadi kewenangan mereka.

“Kalau Boyolali kan kemampuan maupun standarnya kecil sehingga hanya bisa dialokasikan dana sekitar Rp70 juta,” imbuh dia.

Ditemui terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Boyolali, Mulyanto menegaskan Pemkab harus segera turun tangan untuk mengantisipasi imbas dari bencana serupa yang kemungkinan bisa terjadi.“Setidaknya ada perhatian dari Pemkab juga untuk warga yang menjadi korban bencana,” kata Mulyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya