BOYOLALI--Terkait bencana banjir, Kepala Desa (Kades) Kemusu, Mardiyono, mengatakan pihaknya sudah melaporkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, melalui pemerintah kecamatan Kemusu.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Sayangnya, menurut dia, hingga Selasa (18/6/2013), belum ada respons dari Pemkab perihal bantuan kepada korban bencana.
“Saya tidak tahu mengapa dari Pemkab malah belum ada bantuan untuk warga. Kemarin bantuan baru dari PMI, tapi itu juga belum mencukupi. Hari ini saya ajukan permohonan bantuan kepada Gubernur [Gubernur Jateng],” terangnya, Selasa.
Mardiyono menegaskan warga di wilayahnya yang terkena bencana banjir tersebut bukan warga yang menempati kawasan sabuk hijau Waduk Kedung Ombo (WKO).
“Tapi itu juga semestinya bukan alasan bagi Pemkab untuk tidak memberikan bantuan kepada warga yang menjadi korban bencana alam,” imbuhnya.
Menyusul bencana tersebut, Mardiyono mengatakan sejak Senin (17/8/2013), mayoritas warga secara swadaya dan bergotong royong membersihkan wilayah mereka yang terkena dampak banjir. Namun dua korban terparah, yaitu Tukimin dan Darmo, yang masuk dalam daftar kepala keluarga (KK) miskin, menurut dia, perlu bantuan warga.
Dihubungi terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Suyitno mengatakan hingga Selasa, pihaknya belum menerima data terkait bencana banjir di Desa Kemusu tersebut.
Pihaknya juga mengakui belum ada bantuan yang diberikan kepada para korban banjir di wilayah itu. Hal itu mengingat warga korban banjir itu menempati kawasan sabuk hijau WKO.
“Jika warga tersebut tinggal di kawasan genangan waduk, jelas kami tidak bisa memberikan bantuan karena itu akan menyalahi aturan,” ungkap Suyitno.
Diberitakan sebelumnya, hujan deras disertai angin yang melanda Soloraya, Minggu (16/6/2013) malam, mengakibatkan air Sungai Serang di wilayah Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, meluap hingga menyebabkan banjir bandang. Sebanyak 143 rumah warga di Desa/Kecamatan Kemusu tergenang akibat banjir tersebut. Satu rumah di antaranya hanyut dan satu rumah lainnya ambruk saat banjir bandang menerjang kawasan itu.
Sementara di Kecamatan Wonosegoro, satu orang ditemukan tewas terseret banjir. Jembatan penghubung desa sepanjang 25 meter yang berada di Dukuh Kliyo, Desa Bojong, putus juga akibat terjangan banjir bandang tersebut.