SOLOPOS.COM - Rumah warga Dukuh Guyuban, Desa Sarimulyo, Kecamatan Kemusu, Boyolali, terendam banjir, Kamis (2/2/2017) siang. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Banjir Boyolali, wilayah di Kemusu yang tergenang air luapan Sungai Braholo belum surut.

Solopos.com, BOYOLALI — Banjir akibat luapan Sungai Braholo dan peningkatan elevasi Waduk Kedung Ombo (WKO) di wilayah Kemusu, Boyolali, tak kunjung surut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hingga Minggu (5/2/2017) pagi, puluhan rumah di sejumlah desa yakni Kedungmulyo, Genengsari, Bawu, Sarimulyo, Wonoharjo, dan Klewor, masih terendam air. Berdasarkan catatan Pemerintah Kecamatan Kemusu, jumlah rumah yang menjadi korban banjir justru terus bertambah.

“Kalau akhir pekan lalu kami catat ada 34 rumah yang terendam, sampai tadi malam [Sabtu, 4/2/2017] data itu bertambah menjadi sekitar 45 rumah hingga 50 rumah,” kata Camat Kemusu, Supana, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu. (Baca: Dampak Luapan WKO Meluas, 39 Rumah Kebanjiran)

Menurut Supana, intensitas hujan di wilayah Kemusu sudah mulai turun. Namun, kiriman air melalui Sungai Braholo ke Waduk Kedung Ombo masih cukup tinggi. “Apalagi kalau wilayah Salatiga masih diguyur hujan, Kemusu masih berpotensi kebanjiran,” ujar dia.

Puluhan keluarga juga masih mengungsi. Mereka mulai menerima bantuan logistik dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali. “Korban banjir juga akan mendapatkan bantuan logistik dari Dinas Sosial namun karena ini hari libur, informasinya besok Senin [6/2/2017] bantuan logistik itu akan dikirim.”

Selain bantuan logistik, korban banjir WKO juga membutuhkan bantuan obat-obatan dan selimut. Menurut Supana, obat-obatan sangat penting untuk mengantisipasi penyakit akibat banjir dan tumpukan sampah.

“Genangan yang disertai tumpukan sampah itu berpotensi menjadi sumber penyakit. Warga juga berharap ada bantuan obat-obatan untuk mencegah penyakit.”

Pemerintah Kecamatan Kemusu juga akan mendata dampak banjir di areal pertanian. “Ya, memang banyak sekali lahan pertanian yang siap panen, seperti padi dan jagung, terendam air. Ada sebagian petani yang terpaksa memanen dini.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya