SOLOPOS.COM - Bagian dalam gedung baru Pasar Wuryantoro, Wonogiri, diramaikan pedagang yang mayoritas berjualan pakaian. Keramaian ini hanya terjadi pada hari pasaran Legi. Foto diambil Kamis (20/1/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI—Pasar Rakyat Wuryantoro memiliki gedung dan los baru sejak dua tahun lalu. Namun alih-alih meningkatkan kondisi ekonomi pedagang, gedung anyar tersebut malah menurunkan penghasilan karena sepi pengunjung.

Salah satu pedagang yang sudah berjualan sejak sebelum ada gedung baru Pasar Wuryantoro, Itut, 68, mengatakan, meski pada hari pasaran Legi seperti pada Kamis (20/1/2022), omset yang diperoleh Itut tak seperti sebelum gedung baru Pasar Wuryantoro dibangun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pasar Wuryantoro selama ini terdongkrak dengan keberadaan Pasar Sapi Wuryantoro di sebelahnya yang buka setiap pasaran Legi. Tapi kondisinya berubah karena model bangunan gedung baru Pasar Wuryantoro tertutup.

Baca Juga: Ita Sendirian Tempati Los Baru Pasar Wuryantoro Wonogiri

“Dulu karena los pasarnya terbuka, jadi orang-orang yang sekadar lewat tahu dagangannya apa,” kata salah satu pedagang Pasar Wuryantoro, Itut, saat ditemui Solopos.com di los tempatnya berjualan, Kamis (20/1).

Ia mengatakan saat tempat berdagangnya masih berbentuk los terbuka, omset sehari yang diterimanya bisa mencapai Rp500.000. Namun kini meski hari pasaran Legi, dia hanya berhasil menjual satu sampai dua barang dagangannya yaitu pakaian.

Di Pasar Wuryantoro, terutama saat tempatnya masih berbentuk los terbuka, jenis barang yang diperdagangkan beragam. “Campur menjadi satu. Ada yang berjualan daging, bahan-bahan pokok, pakaian, dan lain-lain,” ujarnya.

Baca Juga: Ita Dagang Sendirian di Los Pasar Baru Wuryantoro, Ini Alasannya

Turunnya omset pasca dibangunnya gedung dan los baru di Pasar Wuryantoro juga dialami Kardi, 52. Di lapaknya, ia menjual alat-alat kebutuhan petani seperti caping hingga karung goni.

Meski masih pukul 09.00 WIB, Kardi sudah bersiap mengukuti kembali dagangannya. Kardi mengaku bernasib sama seperti Itut, gedung baru yang tertutup membuat masyarakat menjadi enggan melihat-lihat dagangan.

Selain gedung, los baru yang desain antara satu los dengan los lainnya tampak dimodel seperti los untuk penjual daging. Hal itu dikuatkan dengan keberadaan pipa sebagai saluran air yang digunakan untuk mencuci daging. Padahal sejatinya Pasar Wuryantoro tak hanya diperuntukkan untuk penjual daging.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya