SOLOPOS.COM - Pengunjung menikmati suasana pedestrian Malioboro. (Istimewa)

Solopos.com, YOGYAKARTA — Tahap pembangunan Jogja Planning Gallery (JPG) di kawasan Jl. Malioboro tidak boleh menyentuh satu ruangan di kompleks Gedung DPRD DIY.

Proses pembangunan diawali dari sayembara pradesain. Pembangunan JPG di Kawasan Jalan Malioboro ini bakal menggunakan lahan sementara Teras Malioboro 2 serta Gedung DPRD DIY.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun, ada satu ruangan yang akan tetap dipertahankan di kompleks Gedung DPRD DIY. Tahapan sayembara telah memasuki aanwizjing atau pertemuan antara panitia penyelenggara, yakni Dinas PUP-ESDM DIY dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dengan peserta untuk memberikan penjelasan detail.

Baca Juga : Jos! Street Furniture Malioboro Jogja Ternyata Buatan Wong Ceper Klaten

Aanwizjing ini telah digelar pada Rabu (9/3/2022) di Kantor Dinas PUP-ESDM DIY. Total 110 peserta yang bakal ikut berkompetisi dalam sayembara pradesain. Wakil Ketua IAI DIY, Trisno Seputro, menjelaskan sayembara ini akan menjadi tantangan bagi arsitek.

Mereka tidak hanya bersaing dari sisi estetika dan kualitas konstruksi, tetapi juga harus menyesuaikan keberadaan satu ruangan di Gedung DPRD DIY. Ruangan tersebut akan dipertahankan.

“Ada ruang rapat paripurna itu yang harus dipertahankan karena sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya,” katanya Sabtu (13/3/2022).

Baca Juga : Malioboro Jogja Tanpa PKL, Wisatawan Selonjoran di Jalur Pedestrian

Sesuai rekomendasi Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, gedung JPG Malioboro ini akan dibangun dengan tinggi maksimal 18 meter. Luas lahan total yang akan dipakai 20.524 meter persegi.

“Nantinya akses jalan dari Jalan Perwakilan dan Jalan Mataram karena Malioboro ke depan akan jalur pedestrian. Ini tentu harus menjadi perhatian peserta [sayembara],” tutur dia.

Kepala Dinas PUP-ESDM DIY, Anna Rina Herbranti, mengatakan JPG yang dibangun di kawasan Malioboro dapat sejalan dengan Sumbu Filosofis yang memiliki makna perjalanan hidup manusia.

Baca Juga : Beri Kesan Jadul, Toko di Malioboro Dicat Ulang Warna Putih

Gedung ini akan menjadi ruang informasi sekaligus ruang pamer lengkap tentang Jogja dari berbagai aspek. Mulai dari aspek filosofi dan kebudayaan, kesejarahan, hingga kelestarian warisan pusaka alam, dan budaya atau heritage.

“Kemudian ada aspek tata ruang dan keunikan bangunan arsitektur, aspek kesenian, dan pariwisata Jogja sebagai produk budaya. Selain itu, akan memperhatikan aspek Jogja masa depan,” tutur Anna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya