Solopos.com, MANILA — Masyarakat Filipina diprediksi akan terancam kelihangan hutan terbesar mereka karena pemerintah berencana membangun bendungan raksasa yang bakal diberi nama Megadam Kaliwa.
Sebesar 85% dari total pembiayaan proyek ini konon dibantu China. Proyek ini tak serta-merta mendapatkan respons positif dari rakyat Filipina.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Warganet ramai membicarakan proyek ini setelah utas dari pengguna Twitter @maykamaykaba viral pada Minggu (15/5/2022).
Utas yang telah mendapatkan 34.000 likes, 23.000 kali dibagikan, dan mendapatkan hampir 6.000 komentar ini menuding China telah merusak wilayah pegunungan Sierra Madre, Filipina dengan menggunakan bom.
Baca Juga: Profil Marcos Junior, Anak Diktator Filipina yang bakal Jadi Presiden
Pegunungan Sierra Madre sendiri dikenal sangat penting untuk Filipina karena menjadi satu-satunya hutan yang tersisa untuk melindungi negara berjuluk Lumbung Padi ini dari berbagai bencana alam, termasuk angin topan.
CHINESE BOMBS IN KALIWA DAM, RIZAL
The construction of this China-funded megadam will threaten one of the most diverse areas in the country, the Sierra Madre mountain range, w/c is also the largest remaining tract of rainforest in the Philippines.
— Kathrino Resurreccion pic.twitter.com/9zHIvgwjsp
— #JusticeForNewBataan5 (@maykamaykaba) May 15, 2022
Seperti pada 26 Desember 2009 lalu, Filipina mengalami bencana badai ketsana selama empat hari yang mengakibatkan kerusakan besar seperti banjir berkepanjangan yang menyiksa hampir seribu penduduk Manila, belum termasuk 25 provinsi lainnya.
Badai ini merenggut 140 korban jiwa dan 32 orang dinyatakan hilang. Saking tragisnya bencana ini, 26 September akan diingat sebagai Hari Sierra Madre.
Bendungan raksasa ini rencananya dibangun demi mengakhiri krisis air di Manila. Diperkirakan bendungan ini nantinya akan menyuplai 600 juta liter air setiap harinya.
Baca Juga: Segera Berkuasa, Marcos Jr Disebut Sebagai Juara Kaum Miskin Filipina
Meski demikian, pembangunan bendungan raksasa ini akan mengakibatkan hilangnya tempat tinggal ribuan penduduk asli pegunungan. Belum lagi, hutan ini seharusnya menjadi tempat tinggal untuk 126 spesies binatang termasuk juga binatang langka.
Oleh karena itu, sampai sekarang penduduk Filipina terus giat menyampaikan kegelisahan mereka dengan mencoba membuat petisi yang mereka sebarkan lewat media sosial dengan tujuan lebih banyak orang tahu tentang masalah genting ini.
Dikutip dari Tatlerasia, Kamis (17/2/2022), organisasi konservasi alam, Haribon Foundation, memberi beberapa saran lain untuk mencegah terjadinya proyek ini. Mereka menyarankan memperbaiki bendungan yang sudah ada dan melindungi dan merabilitasi daerah aliran sungai yang rusak.
Hingga kini, pro kontra terkait pembangunan bendungan di Filipina itu masih belum selesai. Meski banyak diprotes, pembangunan bendungan tampaknya tetap berlanjut.