SOLOPOS.COM - Tim penilaian IGA 2022 ikut berjoget bersama warga di Pasar Bahulak, Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, Kamis (1/12/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pasar Bahulak di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, masuk nominasi inovasi nasional dalam Innovative Government Award (IGA) 2022. Acara ini digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Pada Kamis (1/12/2022) tim penilai dari Kemendagri dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta datang ke pasar tersebut. Mereka untuk melihat langsung dan membuktikan apa yang sudah dipaparkan Bupati Sragen tentang inovasi nondigital itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tim dari Kemendagri beranggotakan dua orang, yakni Arzad Sectio dan Nova Setianingsih. Sementara tim dari UGM ada tiga orang, yakni Nurhadi Susanto, Yuyun Purbokusumo, dan Nurhadi. Mereka berjalan-jalan melihat dan berinteraksi dengan penjual di pasar yang dibuka dua tahun lalu.

Mereka juga berjoget dengan gending gamelan khas Sragen dan belajar menabuh gamelan. Tim penilai juga berdialog dengan Pemerintah Desa Karungan dan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Sragen terkait.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Diikuti Ratusan Warga, Begini Meriahnya Kirab Budaya Pasar Bahulak Sragen

“Pasar Bahulak ini merupakan inovasi nondigital yang pernah saya paparkan di hadapan tim dari Kemendagri dan UGM. Saya bercerita bagaimana Pasar Bahulak  lahir di masa pandemi Covid-19,” jelas Bupati, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, yang ikut mendampingi tim penilai.

Ia juga memaparkan kepada tim penilai bahwa warga Desa Karungan membuat sesuatu yang berbeda berupa pasar dengan memasarkan jajanan dan menyajikan mainan tempo dulu. Warga mengajak pengunjung bernostalgia dengan menghadirkan nuansa tempo dulu. Oleh karenanya dinamakan Pasar Bahulak.

“Inovasi Desa Karungan ini sudah berjalan dua tahun makanya kami pilih untuk diusulkan sebagai nominasi IGA 2022 dan ternyata mendapat respons tim penilai.  Yang jadi pertanyaan, pernah direplikasi belum? Ternyata sudah banyak pasar yang mirip-mirip di Sragen, seperti Pasar Kawak Gerbang di Masaran; Pasar Selokarang di Sukodono, Pasar Tambak di Sidoharjo, dan seterusnya,” jelas Yuni.

Baca Juga: 2 Tahun Berjalan, Ini Sederet Pekerjaan Rumah Pasar Bahulak di Karungan Sragen

Transformasi Pasar Bahulak

Kepala Desa Karungan, Joko Sunarso, menyampaikan dulu lokasi pasar ini kumuh, angker, dan dikuasai 116 kepala keluarga secara turun-temurun. Dengan semangat kebersamaan, warga berembuk di bawah pohon beringin depan pasar kemudian muncul ide untuk membuat pasar ini.

“Dulu namanya pasar tiban. Dalam sehari dengan 21 pedagang bisa mendapat omzet Rp6,2 juta. Kemudian terus beranjak menggunakan tanah ini. Pengunjung ramai dan perputaran uang naik menjadi Rp64 juta dalam dua jam,” jelasnya.

Joko mengatakan sejak saat itu pasar terus berkembang dan mendapat predikat pasar gotong-royong dan Pasar Pancasila pada Maret 2021 lalu. Pasar Bahulak juga mendapat banyak penghargaan dari  kementerian.

Koordinator Tim Penilai Kemendagri, Arzad Sectio, mengatakan pihaknya datang untuk membuktikan apa yang disampaikan Bupati. “Ada beberapa poin yang diklarifikasi, yakni berkaitan dengan kebaruan, manfaat, keberlangsungan, dan replikasi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya