SOLOPOS.COM - Warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) makan bersama usai acara doa bersama dan selamatan di lahan relokasi wilayah Desa Glagah, Temon, Kulonprogo, Selasa (19/9/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo, lahan relokasi siap ditempati

Harianjogja.com, KULONPROGO — Pemkab Kulonprogo mengklaim sebanyak 170 unit hunian relokasi warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) siap ditempati. Pindahan rumah bakal dilakukan secara bertahap.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : BANDARA KULONPROGO : Warga Terdampak Mulai Pindah

Setidaknya sebanyak 279 KK mengikuti program relokasi yang tersebar di lima desa, yaitu Glagah, Jangkaran, Kebonrejo, Palihan, dan Janten. Beberapa waktu lalu, mereka menerima Surat Perintah Pengosongan Lahan yang dilayangkan PT Angkasa Pura I. Mereka diminta meninggalkan kawasan pembangunan bandara paling lambat pada Jumat (22/9/2017).

PT Angkasa Pura I kemudian menerbitkan surat peringatan untuk menegaskan pesan yang disampaikan dalam Surat Perintah Pengosongan Lahan pada Selasa (12/9/2017) pekan. Namun, banyak warga terdampak yang menyatakan tetap tidak bisa pindah karena pembangunan hunian relokasi belum rampung. Meski begitu, mereka menunjukkan sikap kooperatif dengan menggelar doa bersama dan selamatan sebagai bagian dari persiapan pindah rumah.

Acara selamatan dimeriahkan dengan pemotongan tumpeng serta santap nasi kenduri bersama-sama. Kearifan lokal juga tampak dari beberapa warga yang sudah berencana pindah duluan. Mereka membawa bantal, guling, tikar, dan sapu gerang sebagai simbol dari harapan agar kepindahan itu membawa berkah.

Sementara itu, seorang warga terdampak bernama Sudiro mengaku sudah tiga hari menempati hunian relokasi bersama keluarganya. Kendati begitu, belum semua perabot rumah tangga dibawa. Ada sebagian yang masih disimpan di rumah lamanya di wilayah Bapangan, Glagah.

“Ada meja, kursi, dan beberapa perabotan lain. Tapi tinggal mengusung ke sini saja nanti,” ungkap Sudiro.

Sebelumnya, Project Manager Pembangunan NYIA PT Angkasa Pura I, Sujiastono enggan berkomentar mengenai skenario alternatif yang mungkin akan ditawarkan Pemkab Kulonprogo, yaitu pindahan secara bertahap. Hal itu karena belum pertemuan resmi antara kedua pihak untuk membahas hal itu.

Sujiastono tetap meminta warga terdampak segera pindah karena megaproyek tersebut segera memasuki tahap pembangunan fisik.
“Kalau dihitung sejak tahap pembayaran ganti rugi ini sudah hampir setahun. Seharusnya sudah cukup untuk menyiapkan,” ucap Sujiastono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya