SOLOPOS.COM - Sebuah tiang pendek berada di tepian jalan, yang akan digunakan untuk memasang portal penutup jalan, di salah satu sisi Jalan Daendels, Desa Glagah, Minggu (4/3/2018) sore. (Harian Jogja/Uli Febriarni)

Sejumlah pihak terkait menyebut bahwa, penutupan Jalan Daendels belum menimbulkan dampak berarti kepada arus lalu lintas maupun keseharian masyarakat sekitar

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sejumlah pihak terkait menyebut bahwa, penutupan Jalan Daendels belum menimbulkan dampak berarti kepada arus lalu lintas maupun keseharian masyarakat sekitar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kulonprogo, Hera Suwanto menuturkan, selama hari pertama hingga ketiga penutupan jalan tersebut, arus lalu lintas terpantau lancar.

Kendaraan angkutan dengan trayek tujuan Jakarta atau Wonosari juga sudah mematuhi rambu dan pengumuman pengalihan jalur. Mereka sudah mulai melewati Bantul-Brosot-Simpang Nagung menuju Toyan.

Selanjutnya, untuk kendaraan yang berasal dari arah Congot juga terlihat lebih mudah untuk melewati jalan tersebut, karena langsung dialihkan untuk lewat Jalan Nasional.

“Hari ini portal yang berada di IPL juga sudah mulai diterapkan buka-tutup bagi warga sekitar, mereka bisa keluar masuk untuk beraktivitas seperti biasa,” terangnya, Rabu (28/3/2018).

Hera menambahkan, jajarannya akan segera mendesain rambu dan marka sebagai informasi pengalihan bagi pengendara yang akan melewati jalur itu, namun bukan merupakan warga setempat. Agar tidak memasuki jalan tersebut dan mengambil jalur lain.

Pimpinan Proyek NYIA NYIA PT Angkasa Pura I, Sujiastono mengatakan, penutupan Jalan Daendels yang ditutup sejak 26 Maret 2018 lalu dilakukan untuk memudahkan pekerjaan lapangan. Sekaligus, memastikan bahwa areal IPL peruntukannya hanya bagi pembangunan NYIA.

“Jangan terlalu khawatir, tidak ada dampak yang berarti, karena penutupan tidak sampai satu kilometer. Selain itu, untuk warga setempat diperkenankan untuk lewat seperti biasa,” paparnya.

Salah seorang warga penolak NYIA, Sofyan menilai, penutupan jalan itu jelas merugikan perekonomian masyarakat secara luas. Tidak hanya kalangan warga penolak. Ia menegaskan, warga PWPP-KP tetap tak ingin pindah dari rumahnya saat ini, meskipun ada upaya pengosongan lahan dari pihak terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya