SOLOPOS.COM - Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) terpilih dengan tahun jabatan 2020-2025, Dr. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si., berpulang pada Minggu (4/6/2021). (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA--Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) terpilih dengan tahun jabatan 2020-2025, Dr. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si., berpulang pada Minggu (4/6/2021) sekitar pukul 06.45 WIB di RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Wafat pada usia 68 tahun, Bambang Suteng yang meninggalkan satu orang istri, dua orang putra dan seorang putri ini dikenal sebagai sosok guru, rekan, sahabat, orang tua serta panutan di mata sivitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).

Mewakili pimpinan dan segenap warga UKSW, Rektor Neil Semuel Rupidara, SE., M.Sc. Ph.D., menyampaikan rasa dukacita yang mendalam.

“Saya mengenal pak Bambang sejak saya mahasiswa, beliau adalah dosen. Sekalipun tidak menjadi mahasiswanya dalam perkuliahan, dari sejumlah diskusi bersama beliau di masa itu, saya memahaminya sebagai seorang pemikir yang jernih. Pemikirannya terstruktur dan tajam,” tutur Neil melalui surel, Selasa (6/7/2021).

Baca Juga: Dinkes Banjarnegara Pastikan Tabung Oksigen di RSI Aman, Warga Tak Perlu Panik

Kualitas yang dimilikinya dulu, menurut Neil masih ditunjukkan hingga saat ini telah menjadi rekan sekerja. Hal tersebut nampak dalam berbagai rapat koordinasi antara dirinya sebagai Pimpinan Universitas dengan Bambang beserta rekan-rekan Pengurus YPTKSW.

Sekalipun baru setahun membaktikan diri sebagai Ketua Pengurus YPTK Satya Wacana, Neil memandang Dr. Bambang cepat dalam menstrukturkan persoalan-persoalan yang harus ditangani.

Meskipun tidak selalu sepandangan dalam menyikapi persoalan-persoalan, namun Neil sangat menghargai keterbukaan sikap Bambang Suteng untuk menyerap lebih banyak pemahaman dalam rangka menyelesaikan persoalan.

Baca Juga: Dinkes Banjarnegara Pastikan Tabung Oksigen di RSI Aman, Warga Tak Perlu Panik

Didukung oleh rekan-rekan pengurus lain yang juga bekerja terstruktur dan berorientasi problem-solving, Neil menilai dengan karakter dan situasi yang seperti itu Bambang Suteng sebagai Ketua Pengurus YPTKSW telah menata pelaksanaan tugas-tugas pengurus dengan sangat baik.

Meskipun dalam waktu yang tidak terlalu lama, menurutnya Bambang Suteng adalah seorang rekan sekerja yang sangat baik bagi Pimpinan Universitas, utamanya dalam mencari solusi-solusi guna pengembangan UKSW dan YPTKSW.

“Karena itu, kepergian pak Bambang adalah suatu bentuk kehilangan yang signifikan bagi YPTKSW dan UKSW. Namun, kita harus merelakannya. Tuhan sudah memberi waktu bagi kita semua bekerja bersama-samanya dan ia sudah memberi semua yang dapat diberikannya bagi kita. Semoga Tuhan memberkati semua yang telah dikerjakannya itu, agar menjadi berkat bagi lembaga yang kita cintai ini dan bagi semua yang kita layani,” imbuh Neil.

Baca Juga: Luhut Targetkan Mobilitas Turun 50% saat PPKM Darurat Jateng & DIY

Pendidikan dan Karier Bambang Suteng

Perjalanan studi pendidikan tinggi Dr. Bambang Suteng dimulai pada jenjang sarjana di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UKSW tahun 1976 dengan mengambil bidang ilmu Civies Hukum.

Selanjutnya, pria kelahiran Purworejo, 16 April tersebut melanjutkan program Magister Studi Pembangunan UKSW pada tahun 1990.  Gelar Doktor di bidang Teknologi Pembelajaran diraih pada tahun 2008 dari Universitas Negeri Malang.

Hingga menjelang masa purna tugas, Dr. Bambang Suteng aktif sebagai pengajar pada program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) FKIP UKSW.

Beberapa matakuliah yang diampu antara lain Studi Kebijakan Publik, Perbandingan Sistem Pendidikan serta Paradigma dan Inovasi Pendidikan.

Baca Juga: Covid-19 Ngegas, Eks Pabrik Ban di Salatiga Jadi Tempat Isolasi

Di sela kesibukannya mengajar, Bambang Suteng juga memperoleh kepercayaan menjadi Dekan pada fakultas tempatnya mengabdi pada periode 1993-1997 dan 2010-2013.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Bambang Suteng aktif melakukan penelitian serta kegiatan pengabdian kepada masyarakat di lingkungan Kota Salatiga, Kabupaten Semarang hingga Kabupaten Sumba Tengah.

Almarhum juga aktif menghasilkan artiel ilmiah menjadi pemakalah seminar ilmiah, dan menulis buku. Bahkan tercatat empat buku karyanya memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

 

Rekomendasi
Berita Lainnya