SOLOPOS.COM - Baliho Puan Maharani. (detik.com)

Solopos.com, JAKARTA – Baliho Ketua DPR RI, Puan Maharani, terpampang nyata di ruas jalan hampir seluruh wilayah di Indonesia. Lantas, apakah pemasangan baliho itu berkaitan dengan Pilpres 2024?

Anggota DPR RI Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno memberi penjelasan soal baliho tersebut. Menurutnya baliho tersebut dipasang oleh kader dan sukarelawan DPD/DPC PDIP di daerah. Sementara pemasangan billboard Puan di Senayan dipasang atas dasar spontanitas kolektif fraksi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Yang dipasang itu bermacam-macam. Yang billboard itu spontanitas kolektif fraksi. Yang baliho dan spanduk ada yang dipasang oleh DPD/DPC, kader di daerah dan para relawan. Yang anggota DPR memasang billboard,” kata Hendrawan, Senin (2/8/2021), seperti dilansir Detik.com.

Baca juga: Fadli Zon Komentari Baliho Puan Maharani: Gunakan Bahasa Indonesia yang Baik & Benar

Hendrawan menyebut baliho itu dipasang sebagai ekspresi kegembiraan karena Puan Maharani merupakan wanita pertama yang menduduki jabatan Ketua DPR RI. Selain itu ada pula baliho yang dipasang dengan pesan berisi imbauan gotong royong menghadapi pandemi.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Baca juga: Heboh Cuitan Viral Mati Corona ala Madura, Ini Maksudnya!

Hendrawan juga menepis adanya maksud politis di balik pemasangan baliho tersebut. Dia menegaskan saat ini PDIP sedang fokus membantu penanganan pandemi Covid-19.

“Kami belum bicara 2024. Kami lebih fokus untuk memperkuat persatuan dalam menghadapi persoalan-persoalan berat yang sedang kita hadapi,” kata Hendrawan.

Baca juga: Luar Biasa! Greysia Polii/Apriyani Rahayu Persembahkan Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020

Kritikan Fadli Zon

Sementara itu diberitakan Solopos.com sebelumnya, baliho Puan Maharani itu mendapatkan kritik dari anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon. Dia menyebut penggunaan diksi kebhinnekaan pada baliho tersebut kurang tepat.

“Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” ujarnya.

Baca juga: Josss… Pemilik Bengkel di Ceper Klaten Ini Sediakan Oksigen & Ambulans Gratis untuk Warga

Kebinekaan memiliki makna keberagaman. Hal itu semestinya tidak ditonjolkan dalam baliho.

‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu. Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya