SOLOPOS.COM - Kurator Bentara Budaya Solo Hari Budiono menunjukkan dua buku cerita silat karya Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo saat pameran ilustrasi cerita silat dari buku cerita karya Kho Ping Hoo di Galeri Seni House of Sampoerna, Surabaya, Kamis (16/1/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Eric Ireng)

Solopos.com, SURABAYA — Sebanyak 40 karya ilustrasi dari buku cerita silat seri karya pengarang populer Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo (1926-1994) dipamerkan di Galeri Seni House of Sampoerna (HOS), Surabaya, 17 Januari-9 Februari. Asmaraman S. Kho Ping Hoo memiliki rekam jejak panjang di Indonesia dengan penggemar yang terdiri atas pelbagai generasi.

“Melalui pameran Ilustrasi Cerita Silat Kho Ping Hoo, masyarakat dapat mengenal lebih dekat sosok Kho Ping Hoo melalui ilustrasi dan karya-karyanya,” kata kurator dan koordinator Balai Soedjatmoko Hari Budiono di sela-sela persiapan pameran di Galeri HoS, Kamis (16/1/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pameran yang digagas HOS bersama Balai Soedjatmoko Solo (BBS) itu juga bertujuan mengangkat kembali karya sastra Kho Ping Hoo untuk diperkenalkan kepada generasi muda masa kini. “Selama periode tahun 1960-1990, karya-karya Kho Ping Hoo, baik berupa cerita silat berlatar belakang China maupun novel sejarah berlatar belakang Indonesia, cukup mendominasi bacaan populer pada masa itu,” katanya, didampingi Manajer Museum HOS Rani Anggraini.

Novel-novel itu menampilkan Kho Ping Hoo sosok sastrawan yang mengemban misi multikulturalisme. Pemahaman dan penghargaan bagi siapa saja tentang hidup, yang hakikatnya terdiri dari keragaman ras, etnis, dan keunikan kebudayaannya.

“Cerita silat Kho Ping Hoo itu memberi pondasi bagi jalan pemikiran, orientasi hidup, dan moralitas kaum intelektual Indonesia. Salah satu penggemarnya adalah Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang semasa remaja banyak menghabiskan waktu dengan membaca cerita silat Kho Ping Hoo,” katanya.

Hal itu diungkapkan Risma pada Rubrik Pesona Harian Kompas, Minggu (8/12/2013). “Kenapa senang berimajinasi, mungkin karena saya senang membaca komik. Kho Ping Hoo itu kan imajinatif sekali. Mulai dari bau pohon cemara saja ditulis gimana gitu, membuat saya berimajinasi jauh,” katanya.

Tidak hanya Risma, beberapa tokoh penting Indonesia seperti BJ. Habibie dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sastrawan Ashadi Siregar, serta budayawan Emha Ainun Najib juga menggemari cerita silat Kho Ping Hoo. Ke-40 karya yang pernah dibuat oleh dua ilustrator buku Kho Ping Hoo, adalah Yanes dan Win Dwi Laksono, dihadirkan kembali dalam bingkai kanvas.

Yanes melukis ulang beberapa ilustrasi dari buku berjudul Suling Naga dan Pedang Kayu Harum, sedangkan Win menampilkan ilustrasi-ilustrasi dari buku Bagus Sajiwo, Kemelut Blambangan, Kidung Senja di Mataram serta lima karya hasil tafsir ulang terhadap karya Kho Ping Hoo.

Sejarah mencatat, pengarang cerita silat, Kho Ping Hoo, telah menghasilkan lebih dari 200 judul cerita yang masing-masing judul terdiri dari sekitar 35 jilid. Beberapa karyanya yang begitu populer antara lain Suling Emas, Istana Pulau Es, Pendekar Bongkok, dan Kisah Sepasang Rajawali dan serial Bu kek Sian-su.

Selain cerita silat, pengarang yang bernama lengkap Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo ini juga menulis sejumlah roman, cerita detektif, dan novel bertema sejarah Indonesia, sehingga pembaca buku Kho Ping Hoo tidak terbatas pada kalangan etnis Tionghoa saja, tetapi juga dari berbagai lapisan masyarakat lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya