SOLOPOS.COM - Warung tengkleng di Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, yang viral karena dinilai ngepruk harga. (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, SUKOHARJO — Warung tengkleng Harsi di Solo Baru, Sukoharjo, yang dikritik masyarakat karena dianggap mematok harga selangit diketahui sudah ada selama puluhan tahun lalu. Meskipun begitu kisah harga yang terkesan “ngepruk” tersebut baru viral beberapa waktu terakhir.

Kisah terkait viralnya warung tengkleng tersebut mencuat setelah adanya postingan sejumlah review dari Google Maps yang dihimpun dan tangkapan layarnya diunggah beberapa akun media sosial. Respons tersebut kemudian ditanggapi macam-macam oleh masyarakat dan ikut terpicu mengungkapkan pengalaman mereka yang serupa.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sementara itu, Harsi, 55, pemilik warung tengkleng yang viral mengaku sudah berjualan lama sekali. Selama itu, juga ia mengaku tidak pernah mendapatkan protes atau berdebat dengan pelanggan terkait harga yang dipatok saat proses pembayaran.

Baca Juga: Paguyuban PKL Solo Baru Gerak Cepat Edukasi Bakul Tengkleng Viral

Ekspedisi Mudik 2024

Karenanya ia juga tidak mengira cara berjualan yang ia terapkan menjadi buah bibir masyarakat. “Ya saya itu sudah tua, tidak tahu Internet dan tidak bisa baca. Saya tidak tahu kalau jadi pembicaraan. Saya hanya menyadari dagangan saya sepi beberapa waktu terakhir,” ungkapnya kepada Solopos.com ketika berkunjung ke rumahnya, Senin (6/12/2021).

Harsi bercerita mulai berjualan tengkleng setelah suaminya meninggal dan mengganti peran suaminya sebagai tulang punggung keluarga. Ia mengatakan sejumlah pekerjaan pernah ia lakoni sebelum akhirya memutuskan berjualan tengkleng.

Berjuang Sendiri

“Sudah lama sekali, tapi saya lupa tahun kapan saya mulai berjualan. Sebelum jualan, saya pernah jadi buruh tani, buruh bangunan, dan pekerjaan serabutan lainnya,” imbuhnya.

Baca Juga: Puluhan Atlet Berprestasi di Sukoharjo Dapat Apresiasi dari Pemkab

Dari hasil jualannya tersebut, Harsi mengaku bisa menghidupi dua putrinya dan menyekolahkan putri keduanya hingga bangku kuliah. Hingga saat ini, Harsi mengaku hidup sendirian lantaran kedua anaknya sudah berkeluarga dan tinggal di rumah yang berbeda.

“Ya anak saya juga ada yang jualan. Tapi sekarang saya jualan untuk kebutuhan sendiri sehari-hari. Tapi kalau anak saya minta saya bisa ngasih, itu saja,” ucapnya.

Baca Juga: Polres Sukoharjo Kirim 4 Truk Bantuan untuk Korban Erupsi Semeru

Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL Setia Kawan Solo Baru, Sudarsi, mengatakan Harsi diketahui sudah berjualan tengkleng di Solo Baru sejak lama. Namun, ia juga mengakui Harsi sempat dua kali pindah lapak dan terakhir di Jl Kunir, Solo Baru.

“Ibunya sudah lama sekali jualan. Soalnya ada teman saya juga yang sempat mengeluhkan jajan di situ membayar dengan harga mahal. Itu kalau tidak salah sudah 15 tahun yang lalu. Di tempat sebelumnya, beda dengan saat ini. Jadi memang sudah lama,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya