SOLOPOS.COM - Pemilik warung tengkleng Harsi di Solo Baru, Sukoharjo, yang viral karena dianggap mematok harga tidak wajar alias ngepruk. (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, SUKOHARJO — Ketua Paguyuban Setia Kawan PKL Solo Baru, Sukoharjo, Sudarsi, mengaku khawatir dengan ulah pedagang tengkleng yang belakangan ini viral karena ngepruk atau mematok harga tidak masuk akal kepada pembeli.

Sudarsi mengatakan bakul tengkleng bernama Harsi, 55, itu memang tidak termasuk anggota paguyuban Setia Kawan PKL Solo Baru. Namun, apa yang Harsi bisa mencoreng dan merugikan PKL lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau khawatir, pasti khawatir. Nanti dikenalnya jajan di Solo Baru itu mahal. Takutnya berdampak pada usaha kuliner pedagang lainnya di Solo Baru yang sebenarnya sudah menerapkan harga yang wajar,” bebernya saat wawancara dengan Solopos.com, Senin (6/12/2021).

Baca Juga: Bakul Tengkleng di Solo Baru Viral Karena Ngepruk Harga, Ini Lokasinya

Ekspedisi Mudik 2024

Sudarsi mengatakan cerita bakul tengkleng di Solo Baru yang ngepruk harga itu sebenarnya sudah lama ia dengar, jauh sebelum menjadi viral di media sosial. Ia pun mengaku sudah berupaya mengingatkan yang bersangkutan soal harga tersebut namun tidak pernah didengar.

“Banyak yang laporan ke saya karena orang-orang yang kecewa setelah makan itu mencari ketua paguyuban untuk laporan. Jadi saya tahu bagaimana keluhannya. Kami sudah sempat beberapa kali ke sana tapi ya tetap saja ndableg,” ucapnya.

Sudarsi berencana akan berkoordinasi dengan Pemkab Sukoharjo terkait kejadian viral tersebut. Jika dibiarkan dikhawatirkan hal tersebut dapat membuat pengunjung Solo Baru khususnya dari luar kota enggan untuk berwisata kuliner lantaran takut pedagangnya “ngepruk”harga.

Baca Juga: Tak Hanya Diancam, Korban Pencurian Motor di Baki Juga Dimintai Tebusan

Kini Sepi Pembeli

Sebagaimana diberitakan, warung kaki lima yang menjajakan tengkleng di Jl Kunir V, Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, mendadak viral di media sosial beberapa waktu terakhir. Pembeli memberikan review yang kurang baik lantaran harga makanannya yang dianggap tak masuk akal.

Selain itu, pembeli juga mengeluhkan penyajian makanan yang dinilai tidak higienis. Dari sejumlah review diketahui para pembeli diminta membayar Rp100.000 hingga Rp180.000 setelah memesan dua nasi dan tengkleng komplet beserta minuman.

Sejumlah warga juga mengaku menjadi korban lantaran harga yang dipajang di depan warung tidak sesuai dengan harga saat membayar. Mengenai hal itu, pemilik warung, Harsi, mengaku tidak mengetahui adanya respons buruk tersebut dari masyarakat yang pernah makan di warungnya.

Baca Juga: Data Anak Sasaran Vaksinasi Covid-19 Sukoharjo Ditarget Siap Akhir 2021

Ia hanya menyadari selama beberapa waktu terakhir warung tempatnya jualan sepi pembeli. “Sebenarnya [warung] saya itu harganya normal. Kalau mau porsi kecil ya harganya Rp15.000. Tapi pembeli yang datang ke sini saya tawarin mau apa saja dan meminta porsi komplet. Saya hargai sesuai permintaan. Saya rasa harga segitu [Rp100.000] satu porsi wajar karena pembeli mintanya berbagai macam jenis isinya,” ucapnya kepada Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya