SOLOPOS.COM - Ilustrasi minyak goreng. (Solopos.com - Antara/Prasetia Fauzani)

Solopos.com, SUKOHARJO – Para pedagang kaki lima atau PKL di Kabupaten Sukoharjo mengeluhkan membengkaknya beban operasional usaha akibat melonjaknya harga minyak goreng di pasaran. Saat ini, harga minyak goreng kemasan di Sukoharjo menembus Rp25.000 per liter.

Tingginya harga minyak goreng berimplikasi pada bertambahnya beban operasional usaha para PKL Sukoharjo lantaran komoditas itu menjadi salah satu komponen berjualan. Para PKL kuliner harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli minyak goreng setiap hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Para pedagang goreng, pecel lele, dan warung makan menjerit lantaran melonjaknya harga minyak goreng kemasan. Harga minyak goreng sekarang tak masuk akal. Sudah tak terjangkau pedagang,” kata Ketua Paguyuban PKL se-Sukoharjo, Joko Cahyono, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (23/3/2022), di Sukoharjo.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Walah, Harga Minyak Goreng Tembus Rp25.000/Liter di Sukoharjo

Seperti diketahui, balada minyak goreng terjadi sejak akhir 2021. Kala itu, pedagang kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga murah di pasaran. Harga minyak goreng kemasan dibanderol di atas Rp18.000 per liter. Pemerintah akhirnya menerapkan kebijakan implementasi minyak goreng murah sesuai Permendag No 6/2022 tentang harga minyak goreng murah mulai awal Februari 2022.

Mekanisme Pasar

Harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng yang ditetapkan pemerintah meliputi minyak goreng curah dibanderol senilai Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium senilai Rp14.000 per liter. “[Saat itu] Minyak goreng murah hanya tersedia di ritel. Itu pun harus dibatasi maksimal satu liter. Para pedagang rela mengantre di ritel hampir setiap pagi hari,” ujar Joko Cahyono.

Kini, pemerintah memutuskan mencabut HET minyak goreng kemasan dan melepas harga produk tersebut ke mekanisme pasar. Konsekuensinya, harga minyak goreng kemasan domestik mengikuti crude palm oil (CPO) dunia. Imbasnya, harga minyak goreng kemasan di pasaran membubung tinggi.

Baca juga: Pasar Cuplik Sukoharjo akan Dibangun, Ini Lokasi Pasar Darurat

“Pemerintah harus merespons keluhan masyarakat kecil seperti PKL. Apalagi, sebentar lagi bulan puasa dan Lebaran. Sudah pasti harga komoditas pangan lainnya bakal terkerek naik,” papar dia.

Pada bagian lain, Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, mengatakan tim satgas pangan bakal terus memantau proses distribusi dan harga minyak goreng di pasar tradisional setiap hari. Langkah itu dilakukan guna mengantisipasi penimbunan minyak goreng menjelang momen Ramadan dan Lebaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya