SOLOPOS.COM - Ilustrasi video mesum yang diduga diperankan pelajar di Salatiga. (JIBI/Solopos/Dok)

Bahaya pornografi semakin dahsyat. Setiap hari ada 25.000 anak menonton video dewasa.

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise mengatakan Indonesia berada dalam status darurat pornografi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti dilansir Detik, Rabu (4/5/2016), menurut Yohana, akses pornografi yang besar menjadi salah satu pemicu timbulnya kasus pelecehan seksual.

“Jadi Indonesia termasuk dalam darurat pornografi. Anak-anak kita dalam bahaya, data yang masuk, pencabulan anak di bawah umur adalah yang tertinggi disebabkan pornografi,” ujar Yohana.

Yohana kemudian bercerita tentang adanya tamu dari luar negeri yang datang kepadanya. Tamu itu datang dengan menunjukkan data banyaknya pengakses situs porno di kalangan anak-anak.

“Kemarin saya kedatangan tamu, 25.000 anak-anak menonton pornografi setiap hari. Sebanyak 50.000 orang lainnya juga menonton porno setiap harinya. Bisa jadi jumlah tersebut termasuk anak-anak masuk ke dalamnya,” ujar Yohana.

Yohana sendiri sempat melakukan survei ke lapangan. Dengan datang ke lembaga pemasyarakatan, Yohana mendapatkan fakta mencengangkan. Mayoritas pelaku pencabulan dipengaruhi oleh situs pornografi. Parahnya, terjadi siklus yang awalnya korban, kemudian menjadi pelaku pencabulan.

“Kami mengecek di lapas-lapas, pelaku kekerasan seksual pencabulan ternyata mereka kebanyakan korban dari para predator yang datang dari situs-situs pornografi. Sehingga akhirnya mereka menjadi pelaku, melakukan mencabuli anak-anak. Kebanyakan yang saya kunjungi sekitar 56 orang, mayoritas 80 mendekati 90% akibat pornografi,” tambah Yohana.

Adanya kasus pemerkosaan dan pembunuhan di Bengkulu tidak terlepas dari maraknya akses terhadap pornografi. Pengaruh minuman keras menambah faktor terjadinya peristiwa tersebut.

“Kasus Yuyun juga dari pornografi, akses pornografi dan mengonsumsi minuman keras, dengan adanya itu membuat mereka lupa diri dan berani melakukan. Kalau tanpa minuman keras saya pikir tidak akan,” ucap dia.

Situasi seperti ini membuat Yohana khawatir dengan generasi 25 hingga 30 tahun ke depan. Dari kementeriannya, ia sedang menjalankan program unggulan untuk meredam maraknya aksi pelecehan seksual dan kekerasan pada anak-anak.

Sebelumnya Kemenkominfo telah bergerak aktif dalam memblokir situs-situs dewasa. Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, Ismail Cawidu, terdapat 766.394 konten negatif di Internet. “Kami telah blokir 753.497 untuk situs dewasa, sisanya konten lain misalnya pelanggaran hak cipta, narkoba, perdagangan ilegal, obat dan makanan yang palsu, termasuk yang radikal,” terangnya.

Seperti dikutip dari Liputan6.com, Rabu, dari data yang dihimpun Kemenkominfo di atas, terungkap konten pornografi mendominasi jumlah situs yang diblokir. Hal inilah yang dianggap menjadi ancaman besar bagi masyarakat, khususnya anak dan remaja. Setidaknya, dari total 766.394 konten negatif yang diblokir di sepanjang tahun ini, sebanyak 753.497 berasal dari konten pornografi.

Mekanisme pemblokiran konten tersebut dilakukan berdasarkan penilaian dari empat panel, antara lain bidang pornografi, kekerasan terhadap anak, keamanan Internet, bidang teroris dan SARA, bidang investasi ilegal, penipuan, perjudian, obat, makanan, dan narkoba dan bidang hak kekayaan intelektual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya