SOLOPOS.COM - Seorang anak sekolah pulang melewati jembatan ambrol di Dusun Bendolegi, Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Boyolali, Kamis (1/12/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI —  Dua bocah tampak pulang sekolah melewati jembatan ambrol di Dusun Bendosari, Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Kamis (1/12/2022) siang.

Mereka berjalan dengan penuh kehati-hatian melewati jembatan yang lebarnya kurang dari satu meter.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Meski nyaris terputus, jembatan tersebut rupanya masih nekat dilewati oleh sejumlah kendaraan roda dua. Sementara, para warga mesti melewati turunan dan tikungan untuk menuju jembatan tersebut.

Warga setempat nekat melewati jembatan meski dinilai membahayakan keselamatan. Mereka beralasan, jembatan tersebut menjadi jalur utama dan penghubung alternatif menuju ke kota.

Salah satu warga yang tinggal dekat jembatan, Mardi menceritakan jika tidak lewat jembatan tersebut, warga setempat harus memutar sekitar 500 meter atau melewati jalan yang curam dan berbahaya.

Baca juga: Buatan Warga Dibongkar, DPU Karanganyar Ganti Jembatan Darurat di Nglurah

“Kalau mobil, tidak semua berani melewati jembatan yang curam itu, apalagi kalau bawa muatan, mereka memutar dulu,” kata dia saat diwawancarai, Kamis (1/12/2022), siang.

Sedikitnya ada tiga dusun warga yang memanfaatkan jembatan tersebut, yakni Dusun Mulyosari, Gegermoyo, dan Banjarejo . Kerusakan jembatan membuat koneksivitas antarwarga di Desa Cluntang cukup terganggu.

Jembatan yang ambrol menganggu kepentingan ekonomi, pendidikan, dan sosial warga.

“Ada para petani yang nekat melewat jembatan ambrol pakai sepeda motor. Kalau gawannya [rumput yang dibawa] banyak, saat sampai di jembatan, hasil taninya dipanggul, dia jalan kaki melewati jembatan sampai ke seberang. Kalau sudah, mereka kembali lagi ambil sepeda motor dan lewat jembatan,” ucap salah satu tokoh masyarakat di sana, Sriyono saat ditemui di rumahnya.

Warga setempat mengakui tidak mampu membiayai perbaikan jembatan yang ambrol, mereka berterus terang tidak mampu bila memperbaiki jembatan dengan biaya swadaya.

Baca juga: Gercep, Ganjar Cek Jembatan di Nglurah Tawangmangu yang Putus

Namun, warga bersedia menawarkan tenaga untuk kerja bakti dan gotongroyong membangun jembatan. Warga berharap agar bisa dibangunkan jembatan dengan kualitas konstruksi yang lebih baik.

Sementara, Kepala Desa Cluntang, Suryati menjelaskan jembatan tersebut sudah ambrol sejak pertengahan bulan November lalu, tepatnya pada Sabtu (12/11/2022). Menurut Suryati, jembatan ambrol karena konstruksinya yang sudah lawas.

“Jembatan itu memang sudah lama, sudah sejak dahulu, dan konstruksinya masih lawas. Kemudian, dilewati muatan berat terus. Awalnya retak, kemudian ambrol,” kata dia.

Suryati sudah menganggarkan pembangunan jembatan. Namun anggaran dari dana desa sudah habis terserap untuk kepentingan-kepentingan lainnya. Suryati menyebutkan anggaran pembangunan jembatan masih kurang separuh.

Baca juga: Menengok Lagi Ambrolnya Jembatan Mlokolegi Sragen yang Makan 2 Korban

“Dana sudah ada, mungkin satu pekan lagi, jembatan akan mulai kami bangun walaupun belum sempurna . ini bertahap karena dananya masih kurang,” ucap dia.

Idealnya, Suryati menyebutkan anggaran perbaikan jembatan dengan kualitas konstruksi yang baik bisa mencapai Rp300 juta. Sementara, anggaran yang tersedia saat ini baru sekitar Rp125 juta.

Suryati berencana mengusulkan dana pembangunan jembatan untuk menutup kekurangan, saat memasuki tahun anggaran baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya