SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Uswatun Khasanah, memukul gong sebagai tanda dibukanya program revitalisasi bahasa daerah. (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Uswatun Khasanah menyebut, bahwa bahasa Indonesia ikut andil dalam kemunduran bahasa Jawa.

“Banyak orang tua yang lebih senang mengenalkan anaknya berbahasa Nasional [bahasa Indonesia] namun, tak dibarengi dengan bahasa daerah atau Jawa,” jelas Uswatun Khasanah, seusai pembukaan program Revitalisasi Bahasa Daerah di Hotel Patra, Semarang, Jumat (24/6/2022) malam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tidak hanya itu, Kepala Disdikbud Jateng ini juga menyampaikan wajib berbahasa Inggris juga menjadi pemicu kemunduran bahasa Jawa.

“Terus apalagi sekarang kita sudah masuk wajib berbahasa Inggris. Mengapa tidak ada bahasa Jawa? Seharunya jangan malu berbahasa daerah,” ujarnya.

Kondisi ini, lanjut Uswatun Khasanah, menjadi PR (pekerjaan rumah) bersama, tidak hanya dirinya, namun orang tua harus ikut andil dalam mengajarkan bahasa Jawa.

Baca juga: Daftar Desa di Jawa Tengah dengan Nama Unik, Nomor Enam Terdengar Horor

“Bagaimana pun, berbahasa secara verbal di dalam bahasa Jawa itu serat sekali dengan muatan lokal. Memudian juga pendidikan karakter melalui dolanan lagu-lagu Jawa,” imbuh dia.

Uswatun menegaskan, tantangan dalam merevitalisasi bahasa daerah adalah gerakan dalam membiasakan. Yakni, didorong melalui upaya kebiasaan membaca dan bertutur bahasa Jawa.

“Jadi pendidikan pertama itu dimulai dari keluarga, di mana kita bisa menyarankan pada orang tua di rumah untuk mengajarkan bahasa Jawa,” tambahnya.

Bagaimana pun upaya agar orang tua di rumah mengajarkan bahasa jawa, menurut Uswatun, tidak semudah membalikkan tangan.

Baca juga: Bertemu AHY Saat Salat Jumat, Ini Jawaban Ganjar

“Apalagi masih ada prestise bahwa Bahasa Indonesia itu pengajaran di rumah lebih keren dibandingkan bahasa Jawa,” kata dia.

Balai Bahasa Provinsi Jateng terus berupaya mencegah kemunduruan bahasa Jawa. Diantaranya dengan meluncurkan program revitalisasi bahasa daerah bersama Disdikbud Jateng, pakar, sastrawan hingga guru.

“Nantinya, mereka sesuai dengan kemampuannya, sesuai dengan pengetahuanya, akan mengembangkan, salah satunya adalah buku yang fungsinya untuk pengajaran kami.Ke depan itu akan sangat membantu sekolah-sekolah untuk mencari referensi yang valid,” ujar Uswatun

Hadirnya program revitalisasi bahasa daerah ini bertujuan untuk melestarikan penggunaan bahasa daerah serta mencegah kepunahan bahasa jawa. Ini juga merupakan program Merdeka Belajar episode ke-17 mengenai upaya revitalisasi bahasa daerah.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya