SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi harganya turun seiring dengan turunnya harga minyak dunia.

Solopos.com, SOLO—PT Pertamina menurunkan harga bahan bakar khusus nonsubsidi sejak Selasa (1/9). Hal ini karena harga minyak dunia terus menunjukkan tren penurunan harga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Perwakilan External Relations PT Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) IV Jateng-DIY, Reno Fridaryanto, mengatakan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi penentuan harga mengikuti harga minyak dunia sehingga harganya fluktuatif. Evaluasi ini biasanya dilakukan setiap dua pekan sekali, yakni setiap tanggal 1 dan 15 setiap bulannya.

Penurunan harga ini juga terjadi untuk BBM jenis baru, yakni pertalite yang kali pertama diluncurkan di Jateng-DIY pada 14 Agustus. Dia mengatakan harga pertalite dari sebelumnya Rp8.400/liter turun menjadi Rp8.300/liter, pertamax menjadi Rp9.100/liter dari sebelumnya Rp9.350/liter. Pertamax plus pun harganya menjadi Rp10.100/liter dari Rp10.400/liter sedangkan pertamina dex dari harga Rp11.700/liter menjadi Rp11.100/liter.

“Meski harga BBM nonsubsidi saat ini turun tapi permintaan masih cenderung normal karena penurunan baru terjadi selama beberapa hari. Namun untuk penjualan pertalite saat ini terus meningkat dengan rata-rata penjualan di SPBU [stasiun pengisian bahan bakar umum] di atas dua kilo liter per hari atau total 96.300 liter,” ungkap Reno saat dihubungi solopos.com, Kamis (3/9/2015).

Dia menjelaskan peningkatan penjualan pertalite ini disebabkan bertambahnya SPBU yang menjual BBM yang memiliki research octane number (RON) 90. Pada akhir Agustus lalu hanya 59 SPBU, kini menjadi 64 SPBU. Menurut dia, SPBU yang menjual pertalite ini akan terus ditambah secara bertahap dan ditargetkan mencapai 170 SPBU hingga akhir tahun.

“BBM jenis premium dan solar sampai saat ini harganya masih sama karena Pertamina hanya ditugaskan untuk menyalurkan sedangkan harga ditentukan oleh pemerintah,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur SPBU Sekarpace, Joko Supeno, mengaku harus menanggung selisih akibat penurunan harga yang terjadi. Hal ini karena pemberitahuan penurunan harga hanya dua hari sebelum diberlakukan. Oleh karena itu, dia mengaku masih memiliki sekitar 10 KL pertamax di tangki pendam. Dia menyampaikan pemesanan atau delivery order (DO) ke Pertamina pun semakin diperhitungkan supaya tidak terlalu banyak merugi mengingat harga minyak dunia saat ini belum stabil.

“Meski harga turun tapi sejauh ini permintaan masih norma. Kemungkinan empat sampai lima hari ke depan baru ada tren kenaikan penjualan [BBM nonsubsidi]. Namun biasanya kalau harga turun seperti ini kenaikan tidak tinggi, hanya 10%-20%,” kata dia secara terpisah.

Dia menjelaskan dalam sehari biasanya bisa menjual 4 KL pertamax, 15 KL-16 KL premium dan 5 KL-6 KL solar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya