SOLOPOS.COM - Ilustrasi isolasi mandiri pasien covid-19. (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Bocah yatim piatu berusia delapan tahun asal Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, kini menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah bersama nenek dan pamannya.

Ghifari menjadi yatim piatu setelah ayah dan ibunya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 hanya berselang dua hari. Selain kedua orang tuanya, sang kakek juga meninggal karena positif corona.

Promosi Meraih Keberkahan Bulan Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama

Lurah Sukoharjo Sugiyo menjelaskan selama ini Ghifari beserta ayah ibunya tinggal bersama dengan kakek dan neneknya serta paman dalam satu rumah.

Baca juga: Salut! Koramil Kartasura Bagi-Bagi Nasi Sayur Lodeh Tujuh Rupa Ke Warga Isoman

Dia menambahkan Ghifari merupakan anak tunggal pasangan Deni Budi Setyawan dan Haryati. Setelah tiga anggota keluarga yakni ayah, ibu dan kakeknya tiada, Ghifari kini tengah menjalani isoman bersama nenek Nurmiyati, 64, dan pamannya Toni Budi Utomo, 30.

“Sementara ini Ghifari ini dirawat nenek dan pamannya satu rumah dan masih menjalani isoman,” katanya, Selasa (27/7/2021).

Sugiyo mengisahkan kisah memilukan tiga orang meninggal dunia dalam satu keluarga ini berawal dari ibunda Ghafari, Haryati, 37, yang terpapar covid-19.

Haryati dirawat di RSUD Dr Moewardi Solo setelah dinyatakan terkonfirmasi positif corona. Haryati kemudian menghembuskan napas terakhirnya setelah berjuang melawan virus corona pada Rabu (21/7/2021).

Baca juga: Pemkab Sukoharjo Bentuk Satgas Oksigen, Ini Fungsinya

Setelah Haryati meninggal dunia, kakek Ghifari bernama Sutrisno, 70, yang juga terkonfirmasi positif corona dirujuk ke RSUD Ir Soekarno Sukoharjo. Selang dua hari dirawat tepatnya Jumat (23/7/2021), Sutrisno meninggal dunia.

Batuk, Demam, Sesak Napas

Pada hari yang sama saat Sutrisno meninggal dunia, ayah Ghifari, Deni Budi Setyawan, 43, juga mengalami gejala sama batuk, demam dan sesak napas.

Namun sayangnya saat dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo, Deni dikembalikan ke rumah karena kondisi rumah sakit full pasien.

Padahal saat itu, kondisi Deni mengalami penurunan saturasi oksigen dalam darah sudah diangka 72.

“Saat dibawa ke rumah, ayah Ghifari ini meninggal dunia. Meninggal beberapa jam setelah kakek Ghifari. Tapi hasil swab ayahnya saat itu belum keluar. Hanya saja gejalanya sama dan dimakamkan secara protokol kesehatan,” katanya.

Baca juga: Bupati Sukoharjo Tiba-Tiba Minta Maaf, Ada Apa?

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya