SOLOPOS.COM - Ilustrasi. LinkedIn (Telset.id)

Solopos.com, JAKARTA — Awas, jangan sampai menjadi korban penipuan Kritpo yang marak di LinkedIn. Pelaku menyamar sebagai penasihat keuangan profesional. Mereka menawarkan skema yang ternyata penipuan kepada pengguna LinkedIn.

Aksi penipuan kripto di LinkedIn menjadi perhatian khusus, termasuk oleh FBI. Seorang agen khusus, Sean Ragan mengatakan bahwa penipu di LinkedIn mengarahkan korban ke platform investasi kripto yang sah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Laporan Gadgets360, sekelompok pengguna LinkedIn mengalami kerugian mulai USD 200.000 atau sekitar Rp2,9 miliar hingga USD 1,6 juta atau lebih kurang Rp23 miliar akibat aksi ini.

“Jenis aktivitas penipuan itu signifikan. Mereka mengarahkan korban ke platform investasi kripto legal. Ada banyak korban maupun calon korban,” kata Ragan,mengutip CNBC.

Seperti Telset kutip dari Gadget360, para penipu melakukan gerilya dengan memberikan nasihat tentang investasi menggiurkan kepada para pengguna platform LinkedIn.

Baca juga: Cara Melihat Tarif Tol di Google Maps, Mudah Kok

Untuk mendekati calon korban pelaku melakukan selama berbulan-bulan. Saat momen tiba, mereka meyakinkan korban untuk memindahkan investasi ke situs tertentu. Padahal situs itu milik pelaku.

“Begitulah cara mereka mencari uang. Mereka memfokuskan waktu dan perhatian untuk melakukan penipuan itu. Mereka memikirkan berbagai cara untuk menipu,” ucap Ragan.

LinkedIn telah membahas subjek yang mengungkap bahwa memang ada lonjakan kasus penipuan kripto di platform. Namun, LinkedIn belum menjelaskan soal tindak lanjutnya.

Platform pencarian kerja milik Microsoft itu hadir pada 2002. Saat ini, LinkedIn memiliki sekira 830 juta pengguna di dunia. Sebelumnya pada tahun 2021, platform telah menghapus 32 juta akun palsu.

Baca juga: Pengumuman! Aplikasi Zoom di Chromebook Ditutup Mulai Agustus 2022

“Kami bekerja setiap hari untuk menjaga keamanan pengguna, termasuk investasi guna mendeteksi dan menangani akun palsu, informasi palsu, dan penipuan,” kata LinkedIn.

LinkedIn mengklaim keamanan otomatis telah mendeteksi 99,1 persen spam dan penipuan. Jumlahnya 70,8 juta antara Juli dan Desember tahun lalu.

Pengguna LinkedIn disarankan untuk melaporkan orang asing yang meminta uang dengan iming-iming menggiurkan. Mereka biasanya menjalankan praktik penipuan kripto.

LinkedIn pun meminta kepada semua pengguna yang menjadi atau berpotensi menjadi korban penipuan kripto atau apapun untuk melapor ke petugas keamanan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya