SOLOPOS.COM - Tangkapan layar - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers terkait PPKM yang diikuti dari YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin (3/1/2022). (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan virus Covid-19 varian XBB telah ditemukan di Indonesia. Masyarakat kini diminta tidak lalai dan tetap memberlakukan protokol kesehatan untuk mencegah penularan.

Dia menuturkan munculnya virus Covid-18 varian XBB ini telah membuat kasus di beberapa negara tetangga naik. Seperti di Singapura kasus Covid-19 naik lagi menjadi 6.000 per hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Singapura sekarang kasusnya naik lagi ke 6.000 per hari, karena ada kasus varian baru yaitu XBB. Varian ini juga sudah masuk di Indonesia dan sedang kita amati terus,” kata Budi dalam Capaian Kerja Pemerintah 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Menkes menegaskan negar belum benar-benar bisa dikatakan aman dari pandemi Covid-19. Hal ini karena berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi. Meski Indonesia berhasil mengendalikan pandemi lebih baik dibandingkan pada awal 2020 saat pertama kali pandemi terjadi atau pada saat bulan Juli 2021 lalu akibat varian Delta.

Baca Juga: Kapolri Anggap Sedang Dimurnikan dengan Kasus Ferdy Sambo dan Teddy Minahasa

Contohnya adalah varian XBB dan BA.2.7.5 sudah terjadi di India. Saat ini pun, varian XBB pun sudah mengepung negara tetangga seperti Singapura dan Australia.

Tetapi Budi menekankan bahwa hingga saat ini, masyarakat Indonesia masih menjadi salah satu warga negara yang patuh terhadap protokol kesehatan.

Terbukti dari pemakaian masker yang tidak dilepas di saat negara lain dengan percaya dirinya menarik kebijakan terkait protokol kesehatan. Selain itu, capaian vaksinasi Covid-19 sudah bisa dikatakan sangat baik karena sebanyak 440 juta dosis telah disuntikkan lebih kepada 240 juta warga.

“Imunitas masyarakat kita sudah baik dan yang kedua protokol kesehatan kita relatif lebih konservatif,” kata Budi.

Baca Juga: Ferdy Sambo Ajukan Eksepsi, Jaksa Minta Hakim Menolaknya

Dia mengklaim penanganan pandemi di Indonesia jauh lebih baik dibandingkan Singapura. Terbukti dengan jumlah kasus yang sempat mencapai hampir 600.000 kasus per hari, kini sudah turun di bawah angka 2.000 kasus per harinya.

“Indonesia di bulan Juli dan Agustus kemarin termasuk satu dari beberapa negara saja bersama India, China yang kenaikannya sangat sedikit,” ujarnya.

Jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit pun dari yang semula bisa mencapai 100.000 orang, saat ini hanya berkisar 3.100 saja. Adapun kasus kematian yang pada mulanya bisa mencapai 1.800 jiwa per hari saat ini menunjukkan penurunan sampai 17-19 jiwa per hari.

Menurutnya, Indonesia juga tidak menghadapi gelombang Omicron untuk varian BA.4 dan BA.5, saat negara lain mengalaminya.

Baca Juga: Gugatan Praperadilan AKP Irfan Widyanto Digugurkan, Ini Penjelasan PN Jaksel

“Tapi ujiannya nanti, akan kita lihat di awal tahun. Kita tahu Singapura yang tadinya hanya ratusan kasusnya sekarang naik menjadi 6.000 kasus per hari lebih tinggi dari Indonesia yang cuma 2.000 kasus per hari padahal penduduk Singapura 5 juta, sedangkan penduduk kita 270 juta,” katanya.

Memang, katanya, seluruh dunia mengakui bahwa penanganan Covid-19 di Indonesia menjadi salah satu yang terbaik. Namun, tantangan selanjutnya adalah kenaikan kasus yang diprediksi terjadi pada bulan Januari-Februari 2023 akibat lahirnya mutasi baru.

“Ini butuh bantuan dari semuanya agar kita bisa disiplin protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan yang belum booster segera booster,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya