SOLOPOS.COM - Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar (tengah mengenakan topi), bersama anggota Komisi IV DPR, Luluk Nur Hamidah (kiri), menanam bibit pohon di Taman Sakral Cemara Kandang, Sabtu (11/7/2020). (Solopos.com/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR--Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, menyebut Pulau Jawa memiliki 25 lokasi rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Rata-rata lokasi rawan karhutla di Pulau Jawa itu berada di lereng gunung dan kawasan sekitar gunung. Siti Nurbaya menyebut proses pemadaman api pada kasus karhutla di lereng dan kawasan sekitar gunung itu sulit.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Tetapi pemerintah wajib mengatasi persoalan itu. Siti Nurbaya menyebut awal musim kemarau di Pulau Jawa pada  Agustus hingga September.

Menteri Siti Nurbaya Hadiahi Karanganyar Kebun Bibit Baru

"Kami masih punya pekerjaan rumah di Karanganyar dan Wonogiri. Titip Pak Bupati dan Kapolres. 25 Titik rawan kebakaran di Pulau Jawa. Itu rata-rata di lereng dan dekat gunung," ujar Siti Nurbaya saat kunjungan kerja di Karanganyar, Sabtu (11/7/2020).

Dia menyebut proses pemadaman di lereng dan kawasan gunung itu tidak mudah. Bahkan, solusi menggunakan water bombing pun tidak segampang yang dibayangkan.

"Tidak gampang [memadamkan api] untuk wilayah seperti itu. Naiknya, water bombing juga tidak gampang karena di gunung. Pesawat di tepi gunung juga takut, terlalu tinggi, dan lain-lain," kata dia.

Terungkap, 25 Nakes di RSUD Moewardi Solo Reaktif Covid-19

Padahal, Presiden Joko Widodo, menurut Siti Nurbaya, berpesan agar Kementerian LHK memastikan penanganan karhutla. Berulang kali Siti Nurbaya menyebut karhutla sebagai pekerjaan rumah.

"Kami sudah bahas dan tidak terlalu sulit atau normal seperti yang lain ya penanganannya. Kami diskusi dengan Perhutani. Kami bahas bagaimana mengantisipasi [karhutla]," tutur dia.

 

Usulan Kapolres

Siti Nurbaya menyebut salah satu solusi yang ditawarkan Kapolres Karanganyar, AKBP Leganek Mawardi, sebagai solusi yang patut dicoba untuk menangani karhutla. Leganek mengusulkan pemanfaatan sumber mata air di hulu. Siti Nurbaya berencana berkoordinasi dengan kementerian terkait hal tersebut.

Ganjar Ingatkan Jangan Gambling soal New Normal

"Kapolres bilang, 'Bu Menteri, ini berbahaya karena mau kebakaran hutan. Mesti jaga-jaga'. Jadi [Kapolres] minta tolong sumber air, sumber mata air di hulu dijaga. Saya akan teruskan ke Kementerian PUPR. Nanti saya telepon langsung dan minta timnya untuk survei," jelas dia.

Ditemui pada kesempatan lain, Kapolres Karanganyar, AKBP Leganek Mawardi, menuturkan pemanfaatan sumber mata air di hulu diharapkan dapat meringankan pekerjaan berbagai pihak saat memadamkan api pada kasus karhutla. Mereka tidak perlu membawa air dari bawah ke lokasi kebakaran.

"Dalam penanganan karhutla, pemadaman itu menggunakan air ya. Selama ini bawa jet bom dari bawah. Sedangkan lebih cepat kalau air [di hulu] ditahan di sumber-sumber itu. Jadi mengambil air lebih dekat. Titik-titik air itu kan harus dipelihara. Supaya kalau mau ambil dekat. Jadi karhutla penanganannya cepat, tidak mondar-mandir, efektif, efisien," ujar Kapolres.

Hasil Tes PCR RSUD Wongsonegoro Keliru, Calon Penumpang di Bandara YIA Gagal Terbang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya