SOLOPOS.COM -  Ilustrasi proses pemakaman dengan protokol Covid-19. (Istimewa/Polres Wonogiri)

Solopos.com, SLEMAN — Tingkat kematian akibat Covid-19 di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tergolong cukup tinggi. Terbukti, dalam kurun waktu empat hari sepanjang bulan Maret 2022, sudah ada 40 orang yang meninggal akibat Covid-19 dan dimakamkan dengan protokol pemakaman jenazah Covid-19.

Koordinator Posko Dekontaminasi Covid-19 BPBD Sleman, Vincentius Lilik Resmiyanto, mengatakan per 4 Maret tim pemakaman Covid-19, baik di Posko maupun Satgas Kalurahan telah menguburkan sebanyak 40 jenazah dengan protokol pemakaman Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Artinya, kata Lilik, rata-rata kasus pemakaman dalam sehari terjadi 10 kasus. Angka tersebut dinilai tinggi meskipun tidak setinggi kasus pemakaman yang terjadi saat serangan varian Delta pada Juli-Agustus 2021 lalu.

Baca juga: Tuman, Pemuda Yang Masih Suka Berkerumun Ini Dibubarkan Satgas Covid-19 Sleman

“Ini catatan selama 4 hari ini ada 40 kasus pemakaman (sesuai protokol), empat di antaranya meninggal saat isoman [isolasi mandiri],” kata Lilik kepada Harian Jogja, jaringan Solopos Media Group, Jumat (4/3/2022).

Data 40 jenazah yang dimakamkan selama Maret tersebut, katanya, berdasarkan laporan yang masuk hingga Jumat siang. Angkanya, katanya dimungkinkan bertambah karena laporan masuk ke Posko tercatat hingga pukul 00.00 WIB. “Selama Kamis kemarin, jumlah pemakaman yang dilaksanakan Satgas sebanyak 32 kasus. Artinya hingga Jumat siang ada penambahan sebanyak 8 kasus,” ujarnya.

Kasus kematian yang terjadi belakangan ini, katanya, mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan kasus penularan Covid-19 di Sleman. Selama Februari, Posko mencatat terjadi 71 kasus pemakaman dengan standar pemakaman Covid-19 di mana sebanyak 8 kasus meninggal saat menjalani isoman.

Adapun Januari, dari enam kasus pemakaman, dua di antaranya dilaksanakan oleh Posko Dekontaminasi BPBD Sleman dan empat kasus lainnya oleh tim dari kalurahan. Bila dihitung sejak Januari hingga 4 Maret, total jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan sebanyak 117 kasus di Sleman.

Baca juga: Kasus Covid-19 Sleman Melonjak, Hingga Pertengahan Juni Ada 59 Pasien Meninggal

“Rata-rata pasien Covid-19 yang meninggal dunia berusia lansia, memiliki penyakit penyerta [komorbiditas]. Hanya sedikit yang termasuk usia produktif,” paparnya.

Dikarenakan banyak kasus kematian berstatus lansia, ia berharap ada pengawasan lebih dari keluarga selama menjalani isoman. Jika memungkinakan, pasien sebaiknya dibawa ke tempat isolasi terpadu (isoter). “Sebaiknya yang memiliki komorbiditas ada pengawasan lebih. Gejala Covid-19 yang saat ini terlihat memang ringan, tidak seperti saat varian Delta dulu,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Cahya Purnama mengatakan pasien yang meninggal di Sleman memang cukup banyak. Kebanyakan pasien yang meninggal memang memiliki penyakit penyerta atau komorbid dan belum divaksin. Rata-rata kasus kematian dialami kalangan lansia. “Ada yang sudah meninggal, jenazah di-swab ternyata positif,” katanya.

Cahya mengatakan sifat dari varian Omicron ini memang cepat menular meskipun tingkat fatalitasnya rendah. Tetapi, katanya, varian ini tetap berbahaya bagi kelompok rentan seperti lansia, warga yang memiliki komorbiditas atau anak-anak. “Jadi jangan dianggap ini flu biasa, sebab sangat berbahaya bagi yang belum divaksin, memiliki komorbiditas dan lansia,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya