SOLOPOS.COM - Satreskrim sudah berkoordinasi dengan Polda Sumsel dan keluarga korban di Palembang, Selasa (6/8/2022). (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Solopos.com)

Solopos.com, PONOROGO — Polres Ponorogo akan mengirimkan tim ke Palembang, Sumatra Selatan. Pengiriman tim itu untuk melakukan autopsi ulang terhadap jenazah santri Pondok Modern Darussalam Gontor yang meninggal dunia karena dianiaya.

Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo mengatakan tim tersebut bertugas untuk memastikan autopsi ulang korban. Sebab, sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kematian korban.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

‘’Penyebab kematian ini sebaiknya menunggu hasil autopsi ulang dan yang berhak menyampaikan nanti dari saksi ahli,’’ kata Catur, Selasa (6/8/2022).

Tim akan diberangkatkan ke Palembang besok hari atau Rabu (7/9/2022). Catur menyebut sudah berkoordinasi dengan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Sumatra Selatan (Sumsel) untuk permintaan autopsi.

Baca Juga: 50 Adegan Diperagakan dalam Pra Rekonstruksi Penganiayaan Santri Pondok Gontor

Selain itu, tim yang terdiri dari anggota Satreskrim itu juga sudah berkoordinasi dengan keluarga untuk permintaan autopsi. Meskipun begitu, sampai saat ini belum ada laporan khusus dari keluarga.

‘’Belum ada laporan keluarga dari Palembang, tapi Kasatreskrim sudah berkoordinasi dengan mereka,’’ ungkapnya.

Pagi ini, Polres Ponorogo juga merekam adegan yang menyebabkan kematian santri AM. Total ada 50 adegan yang direka ulang di IGD RS Yasyfin Gontor, tempat para santri membawa korban untuk diperiksa.

Selain itu, Catur menyebut ada beberapa barang bukti yang diamankan. Yakni, pentungan, botol aqua, minyak kayu putih, dan becak.

Baca Juga: Santri Pondok Gontor Meninggal Dianiaya, Berikut Kronologi & Dugaan Penyebabnya

‘’Total ada 11 saksi yang kami periksa. Yaitu dua santri, empat dokter, tiga staff pengajar, dan dua staff IGD,’’ ujarnya.

Catur memastikan tidak ada kelalaian dalam proses reka adegan itu lantaran sudah terekam semuanya sampai korban dibawa ke IGD. Polres juga mengantongi lebih dari satu terduga pelaku dan bakal diperiksa lebih lanjut.

Pihaknya menghimbau kepada semua Lembaga Pendidikan agar ada pengawasan ketat terhadap anak didiknya. Pengasuh didalam harus melekat agar tidak ada kelalaian dan kurang pengawasan.

‘’Harus ada pengasuh yang melekat untuk mengawasi,’’ pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya